BARUSAN, saya dengar diskusi sekelompok Ahokers. Tidak sengaja. Mereka bergunjing seputar Habib Rizieq Syihab (HRS). Alas, mereka percaya HRS punya hubungan gelap dengan Firza Husein.
Tayangan berulang-ulang stasiun televisi abal-abal adalah penyebabnya. Plus, their dislike, prejudis, hatred, short-logic, pengetahuan minim dan kurang baca. Persepsi mereka rusak. Otak jadi kotor.
Publik belum tahu mastermind di belakang polemik ini. This is character assasination. HRS ditarget.
Tiba-tiba, nama Firza Husein jadi ngetop. Namanya masuk di antara 11 terduga makar. Tidak main-main. Dahsyat. Tidak lazim.
Sejak tahun 97, saya bergelut di arena gerakan politik. Nama Firza Husein tidak pernah masuk lingkaran gerakan. Apalagi masuk ring 1 aktifis seperti Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, Eggy Sujana dan lain-lain. Hebat, mendadak Firza Husein dipaksakan sejajar dengan Kivlan Zein.
Bisa jadi, Firza Husein adalah infiltran. Seorang agen yang sengaja disusupi. Job desc-nya melancarkan “Offensive Counterespionage”.
Salah satu target teknik ini adalah pembunuhan karakater seorang VIP. Membuatnya jadi persona non grata. Dunia intelijen acap kali gunakan agen clandestine perempuan.
Sejarah mencatat nama-nama agen perempuan fenomenal. Seperti Mata Hari (Margaretha Zelle), Noor Inayat Khan, Ethel Rosenberg, Nancy Wake, Chevalier d’Éon dan sebagainya.
Perempuan memang sering kali menjadi titik terlemah seorang pria. Jutaan lagu cinta tercipta dari inspirasi perempuan. Lord Buddha bukan seorang misogyny, tapi dia pernah berkata, “in whatever religion women are ordained, that religion will not last long.”
HRS seorang ulama. Dia akan hancur bila tersandung skandal mesum. Itu dasar pemikiran lawan (entah siapa). Saya salah satu orang yang tidak percaya HRS punya hubungan asmara dengan Firza Husein.
Kasus ini konyol, murahan, fitnahnya jelas. Umi Emma menyatakan dia ngga pernah ngobrol dengan Firza. Seperti rekaman perbincangan one-side Firza yang disebar-luaskan.
WA Chat itu jelas fake. Sejumlah ahli IT berani memastikan itu. Gaya bicara HRS tidak seperti text WA Chat tersebut. It is not him.
Apa pun motifnya, polemik ini harus dihentikan. HRS dizolimi. Polisi harus bertindak.
Kini, Habib Rizieq Syihab bukan lagi hanya milik FPI. Apa pun mazhab, organisasi, aliran, mengakui peran HRS dalam perjuangan menjaga aqidah.
Serangan terhadap HRS akan dirasa sebagai serangan terhadap semua muslim.
Oleh Zeng Wei Jian, Aktivis Tionghoa