KedaiPena.Com - Anggota Komisi IX DPR, RI Heri Gunawan menilai, seharusnya Pemerintah dapat lebih memperhatikan sektor-sektor belanja pemerintah. Ini lebih baik dilakukan daripada melakukan pencetakan 11 uang baru yang tidak ada urgensinya.
Sebab, jika dibandingkan dengan anggaran belanja dalam APBN-P 2016 lalu, belanja pemerintah untuk tahun 2017 lebih rendah.
“Sementara itu, belanja korporasi juga akan relatif stagnan karena perlambatan ekonomi yang belum juga surut,” ungkap dia kepada wartawan di Jakarta , Minggu (18/9).
“Artinya apa? Yang beredar banyak (mencetak uang baru) tanpa produktifitas yang seimbang hanya akan menambah inflasi,” Sambung dia.
Bukan tidak mungkin, bisa jadi rupiah seperti dolar Zimbabwe. Nilai tukar menjadi jatuh, bahkan 100 Miliar dollar hanya bisa untuk membeli 3 telur.
Oleh karena itu, Heri berharap pemerintah, khususnya BI (Bank Indonesia), dapat menjaga stabilitas jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Sebab, BI sebagai bank sentral di Indonesia harus berusaha dengan berbagai kebijakannya menyediakan kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar.
“Setiap uang yang diterbitkan harus dapat mempermudah kelancaran transaksi pembayaran tunai, dapat diterima, dan dipercaya oleh masyarakat,” jelas dia.
“Jadi, tidak asal terbitkan uang baru. Namun harus melalui kajian yang komprehensif dan mendalam bukan sebatas selera,” pungkas dia.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menandatangani Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2016 tentang Penetapan Gambar Pahlawan Nasional sebagai Gambar Utama pada Bagian Depan Rupiah Kertas dan Rupiah Logam Indonesia baru-baru ini.
(Prw/Apit)