KedaiPena.Com – Komunitas penggiat Ciliwung Saung Bambon Riverside melakukan ‘Arung Ramadan’ yang dimulai dari tepi Sungai Ciliwung di Bojong Gede, Bogor, sampai ke markas mereka di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5/2019).
Arung Ramadan ini sendiri dilakukan oleh Saung Bambon Riverside bersama lintas komunitas seperti Yayasan Lintas Sungai Abadi, Yayasan Sahabat Ciliwung, Dharmapala App, Laskaru, serta para penggiat alam dan lingkungan hidup lainnya.
Penggiat Saung Bambon Riverside, Asdat Zein mengungkapkan bahwa Arung Ramadan dilakukan menghabiskan jarak 30 kilometer dengan waktu tempuh selama 10 jam.
“Sebelum mulai ngarung kami berdiskusi tentang Ciliwung dari hulu hingga hilir sampai waktu makan sahur tiba dengan sajian yang sederhana, yaitu menu nasi liwet ala suku pengembara dan pemuja api unggun,” canda Asdat saat dihubungi KedaiPena.Com, Selasa (28/5/2019).
Asdat melanjutkan bahwa arung sendiri dimulai selepas Subuh dari tepi Sungai Ciliwung, Kedung Waringin, Bojong Gede sekitar pukul 06.30 WIB dengan tinggi muka air rata-rata 20 cm.
Ia juga menjelaskan bahwa perjalanan dari Bojong Gede hingga Srengseng Sawah ini dilakukan dengan 4 ‘river boat’, 3 ‘river kayak‘, 3 ‘ocean kayak‘, dan 2 ‘inflatable kayak‘, dengan jumlah peserta sebanyak 36 orang.
“‘Finish’-nya di Saung Bambon pukul 16.30 WIB dengan beberapa kali istirahat, sesuai waktu yang direncanakan dalam ROP dan dijalankan dengan penuh kecerian,” beber Asdat.
Sesampainya di tempat finish, lanjut Asdat, rombongan disambut oleh Sahabat Pendaki Indonesia dan Komunitas Brantai.
“Kita buka puasa bersama dan dilanjut sampai malam sambil menunggu waktu sahur tiba,” tutur Asdat.
Asdat mengungkapkan bahwa kegiatan arung jeram sekaligus ngabuburit masih terbilang jarang di Indonesia. Oleh sebab itu, Asdat mengaku bersyukur kegiatan ini dapat terlaksana dengan lancar dan tanpa hambatan.
“Kami bersyukur kepada Allah SWT, tuhan pencipta semesta alam, sehingga kami dapat melaksanakan arung jeram di bulan Ramadan dengan penuh kebersamaan sekaligus bersilaturahmi dan untuk lebih mengenal lagi Sungai Ciliwung ini,” tutup Asdat.
Laporan: Muhammad Lutfi