KedaiPena.Com – ‘Public administrator’ yang baik itu tidak menutup-nutupi fakta. Sayang, di Indonesia ini banyak orang pintar tapi mentalnya banyak yang feodal dan ABS (Asal Bapak Senang).
Demikian dikatakan ekonom senior Rizal Ramli dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, Selasa (24/10).
Ia pun memberikan contoh ketika menjadi Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) 17 tahun yang lalu. Ketika itu, Rizal ingin pergi ke gudang beras nomor satu di Indonesia, Karawang, Jawa Barat.
Rizal sengaja tidak memberi tahu para pejabat Bulog perihal kunjungannya ke Karawang tersebut. Dia hanya membawa asisten dan supir saja bersama para wartawan media cetak maupun wartawan televisi.
Namun rupanya kedatangannya itu bocor sehingga ketika sampai di Karawang sudah ada pejabat Bulog daerah dan pusat menunggu di sana.
Rizal Ramli pun tak kehilangan akal, dia suruh asisten yang mengiringinya pergi melakukan cek harga di area radius 10 km dari gudang Dolog Karawang dan supirnya sendiri disuruh tanya harga gabah di lokasi yang radius nya 5 km dari gudang Dolog tersebut. Sementara Rizal Ramli tinggal bersama pejabat Bulog dan para petani gabah.
Rizal pun bertanya kepada para petani gabah tersebut disaksikan para pejabat Bulog, “Berapa harga gabah hari ini?â€. Petani gabah pun menjawab pertanyaan Rizal Ramli dengan spontan dan serempak, “2500 rupiah pak!â€.
Mendengar jawaban para petani itupun Rizal tersenyum puas, ternyata anak buahnya bekerja dengan baik, sebab biasanya waktu panen harga gabah di bawah patokan harga pemerintah.
Namun tak berapa lama kemudian telepon genggam RR, demikian nama panggilan Rizal Ramli tersebut berdering dan ternyata laporan dari asisten maupun supirnya mengatakan bahwa harga gabah di kedua lokasi tersebut adalah Rp. 2,100/kg (Dua ribu seratus rupiah per kilogram).
Mendengar laporan kedua anak buahnya itu maka RR pun tahu bahwa dia dikibulin anak buahnya birokrat yang ABS. Apa yang dilakukan RR? Dia minta seluruh pejabat Bulog baik dari daerah maupun dari pusat, ngadem berdiri di bawah pohon rindang. Dan tinggal RR bersama wartawan saja yang bersama para petani.
Lalu RR tanya lagi kepada para petani gabah tersebut, “Berapa harga gabah hari ini? “; petani pun menjawab kompak, “2500 rupiah pak..â€.
“Kalau kemarin, harganya berapa?â€, tanya Rizal kepada petani. Lantas petani pun membalas kompak, “Kalau kemarin harganya 2100 rupiah pak..â€, jawab petani dengan lugu.
“Kalau harga gabah tadi pagi jam 9 berapa?â€, tanya Rizal Ramli kembali. Petani pun menjawab dengan santainya, “Kalau tadi pagi harga gabahnya masih 2100 rupiah pakâ€.
Rizal Ramli pun bertanya mengejar, “kalau begitu kapan harga gabah hari ini berubah?â€. Sekali lagi dijawab dengan polos oleh petani gabah tersebut, “2 jam sebelum bapak datangâ€. Sebuah temuan yang original dan mengambarkan langsung kejadian yang sebenarnya.
RR, sapaan Rizal Ramli marah sekali melihat kenyataan ada birokrat yang ABS tersebut, langsung saja RR memberikan ‘shock therapy’ dan langsung memberhentikan jabatannya walaupun 6 bulan kemudian dia diangkat lagi sebagai kepala Dolog kelas 3.
Dari kisah tersebut, RR mengingatkan para ‘public administration’ agar berkata sesuai dengan fakta. Karena jika tidak, maka sulit untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Rizal juga mengatakan bahwa banyak pejabat merasa tidak ada masalah dengan rakyatnya dan semua dianggap berjalan baik-baik saja karena dapat laporan ABS dari bawahannya. Padahal rakyatnya mengeluh, tetapi kalau ditanya nggak ada apa-apa koq, semua baik-baik saja. RR menambahkan, “Model ABS dan feodal ini merupakan masalah yang lebih besar daripada masalahnya sendiriâ€.
“Istilah saya kelemahan kita di Indonesia banyak yang pintar konsep, banyak sekali. Tapi jarang yang memiliki ‘Operational Leadership Capacity’, yaitu kemampuan memimpin yang operasional. Bagaimana mengubah mimpi, mengubah visi menjadi kenyataan, sering ada bolong di sini. Visinya bagus, wawasannya bagus, tapi kenyataannya di lapangan banyak sekali masalah, di lapangan berantakan,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas