KedaiPena.Com – Mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli pernah melakukan penyelamatan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang kala itu nyaris bangkut pada tahun 2000.
RR begitu Rizal Ramli disapa kala itu berhasil mengurangi utang PLN dari 85 miliar dolar menjadi 30 miliar dolar dengan melakukan “debt cut” terbesar.
“Tahun 2000 itu PLN nyaris bangkrut, modalnya minus Rp9 triliun dan asetnya hanya Rp50 triliun, lalu direksi PLN datang kepada kami, meminta disuntik dana APBN. Kami tidak bersedia karena bukan seperti itu caranya, mari kita melakukan revaluasi aset PLN,” ujar RR dikutip dari sebuah video yang diterima redaksi, ditulis Sabtu, (23/5/2020).
Ia pun menuturkan kala itu aset PLN berhasil naik dari Rp50 triliun menjadi Rp240 triliun. Sedangkan modal yang awalnya minus Rp9 triliun naik menjadi Rp104 triliun.
Apa yang dilakukan oleh RR sendiri pertama kali kali terjadi, membenahi BUMN tanpa menyuntikkan uang atau APBN.
“Dan yang kedua, ternyata dari 27 a power purchase agreement yang kebanyakan asing-asing itu mark up-nya sangat luar biasa. Sampai seharusnya di Asia itu power cost itu 30 sen per watt, ini hanya 7-9 sen. Kenapa, karena asing-asing ini pat gulipat dengan para penguasa. Mereka diberi saham kosong, dengan syarat dari harganya 3 sen di double sampe 6 dan 7 sen. Waktu saya masuk saya kaget,” kata RR.
Selain itu, RR juga menceritakan saat Dirut PLN pada pemerintahan Presiden BJ Habibie pernah mendapatkan denda.
“Saya mengunakan out of the box dengan memanggil teman saya, redaksi Wall Street Journal dan saya kasih lihat, nih di negara lain harga listrik 3 sen per kilo watt, tetapi di Indonesia 7-12 sen per kilo watt. Ini semua perusahaan asingnya KKN semua. Padahal mereka nguliahin kita tentang good government dan macam-macam,” ujar RR.
Selanjutnya, RR minta Wall Street Journal untuk memuat tentang pemberitaan tersebut.
“Dan pemberitaan dimuat 3 hari berturut-turut. Bagaimana pat gulipat-nya asing ini dengan yang kuasa, yang sangat merugikan rakyat Indonesia saat itu, sehingga utang PLN waktu itu dari 27 proyek, Rp85 miliar dolar,” paparnya
Dengan hal tersebut, RR berhasil membuat perusahaan asing tersebut ramai-ramai datang ke Jakarta meminta negosiasi kepadanya.
“Dengan pakaiaan yang rapih-rapih, satu persatu memohon negosiasi, nah Alhamdulillah kita ambil 14 negosiasi dan dilanjutkan saat pemerintahan SBY. Total dari 27 negosiasi itu berhasil mengurangi sampai 4 sen. Dan total dari utang PLN dari 85 miliar dolar berhasil diturunkan 35 miliar dolar, belum pernah terjadi di sejarah Indonesia,” tambahnya
Tidak hanya itu, RR menuturkan beberapa point untuk membenahi BUMN tersebut.
“PLN harus kita benahi agar finance cukup dan maintenance dapat di jaga. Selanjut harus dapat diaudit dan diinvestigasi apakah prosedurnya berjalan atau tidak. Dan jika ingin dilakukan investigasi jangan diberikan kepada pejabat PLN, tetapi jadi harus dari pihak-pihak luar,” tutupnya.
Laporan: Muhammad Lutfi