KedaiPena.Com – Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli adalah menteri berlatar belaang ekonomi. Ia pernah menjadi aktivis mahasiswa dan menteri di era Presiden Abdurrahman Wahid. Indonesia membutuhkan pengalaman dan kepemimpinannya menata ekonomi nasional ke arah yang lebih baik, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.
Pada April 2000, Presiden Abdurrahman Wahid meminta Rizal Ramli memimpin Badan Urusan Logistik (Bulog). Pimpinan ECONIT Advisory Group ini bersedia memimpin Bulog karena Gus Dur — begitu panggilan Abdurrahman Wahid — berpesan agar Bulog dibenahi sehingga berpihak kepada wong cilik, kepada para petani.
Lantas ia bergerak cepat melakukan reformasi di tubuh Bulog. Citra Bulog saat itu memang sangat buram. Institusi yang bertugas menjaga stabilitas harga beras selama Soeharto berkuasa itu dikenal sebagai lumbung duit, dengan dana off budget yang amat besar.
Di Bulog, Rizal Ramli menunjukkan kepemimpinan yang kuat dan tegas dengan melakukan perombakan besar-besaran lewat program restrukturisasi. Tujuannya adalah mengubah citra Bulog yang busuk menjadi lembaga yang transparan, akuntabel, dan profesional.
Putra Minang kelahiran Padang, 10 Desember 1954, ini pun melakukan mutasi besar-besaran. Mencakup pejabat eselon satu (deputi), 54 pejabat eselon dua (kepala biro dan kepala Dolog). Dari 26 Kepala Dolog yang memimpin Daerah Operasi Bulog di seluruh Indonesia, 24 di antaranya dipensiunkan atau dimutasi.
Perombakan yang fundamental itu berjalan mulus, tanpa menimbulkan gejolak berarti. Keberpihakan kepada rakyat kecil, kepada para petani, diwujudkan dengan peningkatan harga patokan gabah. Pembelian yang dilakukan Bulog hanya dalam bentuk gabah, bukan beras, dari para petani. Hal ini dilakukan untuk memotong praktik pengoplosan beras impor dengan beras yang dibeli dari petani sebelum dimasukkan ke Bulog. Dengan begitu, yang dibeli oleh Bulog benar-benar gabah yang dihasilkan oleh para petani domestik.
Rizal Ramli juga meminta Ditjen Bea Cukai memasukkan impor beras ke dalam jalur merah, sehingga manipulasi volume dan harga impor beras bisa dimonitor lebih ketat. Langkah terobosan Rizal Ramli lakukan dengan memangkas rekening Bulog dari 117 menjadi hanya tinggal 9 rekening.
Sistem pembukuan di Bulog yang tidak karuan pun diubah menjadi Generally Accepted Accounting Principles, sehingga operasional Bulog bisa diaudit dan dipertanggungjawabkan. Dana off budget yang jumlahnya triliunan rupiah menjadi on budget, sehingga tidak bisa digunakan seenaknya, sebagaimana terjadi sebelumnya.
Pada Agustus 2000, Rizal Ramli diberi kepercayaan menjabat Menteri Koordinator Perekonomian, dengan posisi keuangan Bulog ketika itu surplus triliunan rupiah. Keberhasilan Rizal Ramli membenahi Bulog dalam tempo singkat kemudian bahkan menjadi sampul muka majalah bisnis internasional terkemuka.
(Odd/Foto: Istimewa)