KedaiPena.Com – Pada tahun 2018 Tim Isuzu Indonesia meraih juara kedua di ajang The 13th Isuzu World Technical Competition (I-1 Grand Prix) yang berlangsung di Isuzu Manufacture Service Training Center, Jepang.
Joko Susanto adalah Teknisi dari PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) yang berhasil meraih juara 2 pada kompetisi individual di ajang (I-1 Grand Prix ) ke-13 ini.
Joko, sapaannya, merupakan lulusan pendidikan di SMK. Saat bersekolah, ia mendapatkan pelajaran teori, praktikum dan juga praktek kerja industri. Sehingga setelah lulus dapat langsung bekerja.
Hal ini yang membuat Joko begitu mudah memahami materi yang dikompetisikan. Materi kompetisi sendiri terkait melakukan simulasi pekerjaan pemeriksaan cepat (quick inspection) pada kendaraan Isuzu untuk memberikan rekomendasi order pekerjaan.
“Saya ngambil jurusan otomotif di SMK 2 Klaten yang berkerjasama dengan PT IAMI. Di sekolah saya itu, programnya 4 tahun yang terdiri dari 3 tahun pendidikan dan 1 tahun praktek kerja industri,” ucap Joko dalam Inspirational talk dengan tema ‘Lulusan Vokasi Berkaya Untuk Negeri’ yang diselenggarakan oleh Isuzu, ditulis, Minggu, (5/7/2020).
Selanjutnya, kata Joko, saat dirinya ingin praktek kerja industri, PT IAMI membutuhkan mekanik sehingga ia mendaftar. Setelah diterima, Joko mengatakan, ia mengikuti training selama 6 bulan.
“Saya 6 bulan mengikuti training di Bekasi, 3 bulannya itu training in class dan 3 bulan selanjutnya kita ditempatkan di bengkel-bengkel Isuzu,” tambahnya.
Setelah melakukan training, lanjut Joko, dirinya lolos dalam tahap evaluasi dan mulai bekerja di bengkel Isuzu pada tahun 2013. Joko sendiri sekarang sudah bekerja di Isuzu hampir 7 tahun.
“Di Isuzu ini tuh terdapat training berjenjang jadi kita ada levelnya. Tentu juga saya mempunyai kenangan pada tahun 2018, karena saya pada tahun 2018 berangkat ke Jepang, yang sebelumnya tidak pernah menduga hal tersebut,” katanya
Ia menceritakan awal sampai akhirnya dirinya meraih juara 2 dalam lomba kompetisi individual dajang (I-1) Grand Prix.
Ia memulai hal tersebut dengan mengikuti seleksi nasional pada tahun 2015 yang diikuti oleh sekitar 90 mekanik yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Saat itu sekitar 90 mekanik yang ikut seleksi tersebut, kemudian diseleksi kembali dari 6 besar sehingga terpilih 2 besar untuk dapat mengikuti turnamen tersebut. Pada 2015 saya belum berhasil, kemudian 2016 saya kembali mencoba dan tetap belum berhasil. Selang waktu satu tahun, pada 2017, saya coba lagi dan Alhamdulillah saya masuk pada 6 besar namun tidak terpilih untuk berangkat,” paparnya.
“Pada tahun 2018 saya ikut seleksi lagi dan Alhamdulillah masuk dalam 2 besar dan dapat berangkat ke Jepang,” sambungnya.
Tidak hanya itu, kata Joko, sebelum berangkat ke Jepang, dirinya dan tim melakukan karantina terlebih dahulu selama 3 bulan.
“Saat karantina 3 bulan itu kita harus menyiapkan mental dan kompetensi dasar, dari situlah kita bangun sampai tidur itu sudah ada jadwal apa yang kita lakukan,” tandas Joko.
Laporan: Muhammad Lutfi