KedaiPena.Com – Penjelajah senior Herman Lantang mengaku, pendakian ke Puncak Cartenz Pyramid, Jaya Wijaya merupakan salah satu yang membuatnya berkesan. Sebab, di sana, dia melihat salju di negara sendiri, yang sebenarnya beriklim tropis.
Selain itu, karena ia dan tim Mapala UI adalah rombongan pendaki pertama, yang isinya full orang sipil Indonesia dan berhasil menggapai puncak tertinggi Indonesia itu.
“Sebelum berangkat, kita baca buku, riset dulu. Apalagi sebelumnya sudah yang melakukan Ekspedisi Cenderawasih, dari RPKAD di tahun 1963 dan dari Kyoto University,” kata dia saat ditemui KedaiPena.Com di Herman Lantang Camp, kaki Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.
Sebelum mencapai ke Puncak Cartenz, ia dan tim terlebih dahulu terbang ke Biak, Irian Jaya, sekarang Papua. Lalu melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat kecil ke Ilaga.
“Saat itu kita berdelapan, pendakian dilakukan sekitar tahun 70-an,” imbuhnya.
Persiapan menggapai puncak Indonesia pun tidak main-main. Meski memiliki berbagai kendala, tapi ia mengaku tidak menyerah.
“Untuk crampon (alas kaki besi untuk mendaki gunung es), kita bikin di bengkel, kawasan Manggarai. Perlengkapan kami dulu, sederhana. Bahkan untuk kacamata kita pakai kacamata naik motor. Ini penting supaya gak ‘blind’ (buta),” jelas pria kelahiran 1940 ini.
Sementara, sambung sahabat karib Soe Hok Gie ini, untuk sarung tangan dipakai sarung tangan yang biasa untuk ngelas. Lalu untuk pakaian luar, termasuk celana, dibuat sendiri.
“Perjalanan sekitar tiga bulan dari Jakarta. Dan butuh waktu seminggu dari Ilaga untuk sampai ke ‘base camp’. Sementara (dari ‘base camp’) ke puncak juga memakan waktu seminggu,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh
Foto: Dok KedaiPena