KedaiPena.Com – Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie mengungkapkan sepenggal cerita saat dirinya membebaskan sejumlah tahanan politik yang dijebloskan akibat melawan rezim Soeharto.
Habibie mengatakan hal pertama yang ia lakukan pasca dilengserkannya Soeharto adalah menemui Jaksa Agung kala itu untuk meminta membebaskan para tahanan politik.
“Waktu itu sesudah Pak Harto lengser, sedang menyusun kabinet dan kabinet belum terbentuk, saya langsung menemui Jaksa Agung. Saya meminta membebaskan semua tahanan-tahanan politik,” kata Habibie dalam sebuah video yang diterima redaksi, Kamis (30/5/2019)
Habibie mengaku saat itu banyak yang mempertanyakan keputusannya untuk membebaskan tahanan politik di era presiden Soeharto. Jaksa Agung kala itu pun terheran-heran dengan sikap Habibie.
“Bebaskan bagaimana pak,” kata Habibie menirukan pertanyaan Jaksa Agung kala itu.
Habibie pun menjelaskan perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah dalam bernegara.
“Bebaskan saja, orang boleh saja tidak pendapat. Itu normal,” ujar Habibie menjawab pertanyaan Jaksa Agung.
Pembebasan tahanan politik tersebut, lanjut Habibie, termasuk kepada sejumlah tokoh-tokoh yang dikenal keras mengkritik rezim Soeharto. Salah satunya adalah Sri Bintang Pamungkas.
Selepas membebaskan para tahanan politik di era Presiden Soeharto, Habibie malah membebaskan masyarakat Indonesia untuk berpendapat. Hal itu termasuk untuk kebebasan pers.
“Semua orang berdemo dan berbicara silahkan tidak apa-apa. Bebaskan juga pers,” kata Habibie
Ia pun mengaku tidak takut dengan adanya kebebasan berpendapat tersebut dirinya jadi dikritik atau dihantam.
“Yang penting sumber daya manusia-nya tidak boleh takut saat di rumah,” ujar Habibie.
Laporan: Muhammad Hafidh