KedaiPena.Com – ‘Claw Feel Free’ merupakan ‘brand outdoor’ tanah air yang sudah berdiri sejak tahun 1999. ‘Brand’ asal Semarang, Jawa Tengah ini memulai bisnis dari berjualan sepatu panjat.
‘Owner Claw Feel Free’, Suban Aziz menceritakan, bahwa alasannya memulai bisnis karena ingin memberikan kesempatan pada pemanjat pemula memiliki sepatu panjat.
Sepatu panjat, kata Suban, pada masa itu terbilang mahal dan tidak terjangkau bagi para pendaki pemula. Maka dari itu dirinya membuat ‘home made’ sepatu panjat.
“Saat itu modal kita kecil sehingga kita mengoptimalkan modal produksi kita ke situ. Tapi, minatnya luar biasa, karena waktu itu banyak pemanjat pemula, tidak mungkin membeli sepatu panjat masih karena di atas Rp600 ribu,” ujar Suban saat berbincang dengan KedaiPena.Com, di Cibodas, Sabtu (14/10).
“Waktu tahun 1999 kita jual sepatu panjat cuma dengan harga Rp110 ribu dengan modal awal Rp3,5 juta. Walaupun sepatu kita murah tapi punya kualitas. Kita punya misi semaksimal mungkin agar pemanjat itu menjadi semakin banyak dan bertambah,” sambung dia.
Aan, sapaannya melanjutkan, visinya membumikan ‘Claw’ di kalangan pendaki pemula saat itu terbilang berhasil. Karena, banyak Atlet pemanjat yang diantarkan berkarir hingga internasional dengan sepatu produksinya.
“Soal promosi, karena kita penggiat juga, sewaktu ada ‘event’ panjat pasti kita ikut. Tidak hanya itu kita juga masuk ke toko-toko yang ada dengan memakai sistem kemitraan yang sampai sekarang masih berjalan,” jelas dia.
Lanjut Suban, dengan keberhasilannya dalam memasarkan sepatu panjat, ‘Claw’ pun berhasil mengembangkan produk.
“Kita main ke sendal yang bisa mengangkat ‘brand’ kita, karena waktu itu pesaing kita masih beberapa saja. Dan kita masuk dan diterima masyarakat menjadi produk alternatif karena dari segi harga masih terbilang murah,” imbuh Aan, sapaannya.
“Kemudian pada tahun 2004 tepatnya di bulan Juli kita juga masuk ke ‘fashion’, jaket polar. Sampai saat ini kita sudah masuk ke beberapa produk seperti jaket, celana. Nah di tahun 2017 kita juga masuk ke ranah tas,” sambung dia.
Dengan kesuksesan yang saat ini sudah ia dapat, Aan menjelaskan dirinya masih tetap bertahan dengan konsep ‘home made’ dan enggan membuka toko.
Padahal, akunya, saat ini ‘Claw’ sudah menjadi penyuplai barang ke toko ‘outdoor’ di banyak wilayah Indonesia. Bahkan sempat menjadi produsen untuk toko ‘outdoor’ di Singapura.
“Itu yang harus kita jaga, kita tidak mau merusak teman-teman yang sudah mempunyai toko, karena bagaimana pun mereka yang mempelopori kita,” jelas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh