KedaiPena.Com – Kazakhstan merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Tengah yang diapit oleh Rusia di sebelah selatan dan Cina di barat laut.
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010, Kazakhstan didiami oleh 16.310.000 jiwa.
Ibukotanya adalah Astana yang dijuluki sebagai “jantung negara”. Kazakhstan memiliki wilayah yang luasnya 2.724.900 km².
Rakyatnya menggunakan bahasa Rusia dan Turki dalam percakapan sehari-hari mereka.
Agama yang diakui oleh Kazakhstan adalah Islam (47%), Kristen Ortodoks (44%), Protestan (2%) dan sisanya sebanyak 7% kepercayaan lainnya.
Iklim di Kazakhstan sangatlah bervariasi, ada beberapa bagian wilayah Kazakhstan yang menjadi sangat dingin di musim dingin dan sangat panas selama musim panas
Negara yang memiliki padang rumput dan gurun ini termasuk negara yang perekonomiannya saat ini sedang menggeliat.
Ini dibuktikan dengan meningkatnya penghasilan minyak hingga ratusan ribu barel/hari dan naiknya GDP (Gross Domestic product) per kapitanya hingga US $176,9 miliar berdasarkan perhitungan tahun 2008.
Oleh karenanya, Kazakhstan membuka pintu lebar-lebar bagi masuknya orang asing untuk menjadi warga negaranya, memberi mereka berbagai fasilitas dalam bentuk akomodasi dan bantuan keuangan, khususnya bagi yang berpendidikan.
Kazakhstan pernah berada di bawah kekuasaan Mongol pada abad ke-13 dan pada pertengahan abad ke-19 berada di bawah kekuasaan Rusia.
Tahun 1920, Kazakhstan menjadi bagian dari Republik Otonomi Kirgiz yang dibentuk oleh Soviet. Pada tahun 1925, namanya berubah menjadi Negara Otonomi Kazakhstan.
Negara yang sedang meningkat makmur tersebut akhirnya memperoleh kemerdekaannya dari Uni Soviet di tahun 1991 dan terus berkembang hingga saat ini.
Perkembangan Islam di Kazakstan
Islam datang dan berkembang di Kazakhstan melalui para pedagang Arab yang berdagang ke Asia Tengah pada abad ke- 8.
Awalnya Islam hadir hanya di bagian selatan Kazakhstan saja, namun lambat laun bergerak terus ke arah utara.
Itu semua tak lepas dari jasa para raja Dinasti Samanid yang ikut membantu tersebarnya dakwah Islam di sana.
Pertumbuhan Islam begitu pesat hingga di tahun 1700- an, Rusia masuk dan menebarkan pengaruhnya, membuat rakyat Kazakhstan menjadi sangat rendah diri.
Akibatnya Islam melemah akibat propaganda Rusia yang saat itu dipimpin Ratu Catherine.
Pada tahun 1990, setelah jatuhnya Uni Soviet, Islam kembali tumbuh seiring dengan tumbuhnya masjid dan sekolah agama di Kazakhstan.
Tahun 1991, jumlah masjid telah mencapai 170 bangunan dan terdapat 230 lembaga keislaman yang sangat aktif mewarnai nuansa Islam di sana.
Uraza Ramadan dan Festival Buka Puasa
Dilansir dari buku ‘Jejak Ramadan Berbagai Negara’ karangan Nurul Asmayani dan kawan-kawan, suasana bulan suci Ramadan di Kazakhstan memang nyata, hampir sama dengan di beberapa negara tetangganya, yaitu Uzbekistan, Turkmenistan dan Kyrgyzstan.
Islam memang agama terbesar yang dianut oleh sebagian besar rakyatnya. Namun kualitas pemahaman Islam mereka sesungguhnya tidak sama besar dengan kuantitas pemeluknya.
Hal tersebut bisa dilihat saat Uraza (puasa) di bulan Ramadan. Mereka sangat komitmen tidak makan dan tidak minum, namun beberapa di antaranya enggan untuk melakukan shalat lima waktu.
Keceriaan akan jelas terlihat saat penghujung Ramadan hingga awal Idul Fitri. Mereka menggelar Iftar Festival yaitu perayaan penghabisan puasa.
Di setiap rumah, penduduknya mengadakan doa bersama dan menikmati hidangan bersama keluarga. Setelah itu dilanjutkan dengan pembagian zakat pada fakir miskin.
Mereka juga saling mengunjungi satu sama lain sambil membawa senampan baursaki (sejenis kue donat goreng).
Ramadan menjadi tambah ceria ketika orang-orang Kazakhstan saling silaturahmi sambil mengendarai kuda dan inilah salah satu yang menjadi tradisi unik Idul Fitri di Kazakhstan.
Laporan: Muhammad Lutfi