KedaiPena.com – Melemahnya harga minyak dunia yang diakibatkan oleh beberapa peristiwa, seperti kembalinya China melakukan lockdown karena meningkatnya jumlah penderita COVID 19 hingga kebijakan Amerika Serikat untuk melepaskan sejumlah besar cadangan minyaknya, menimbulkan harapan menurunnya harga BBM di dalam negeri.
Direktur CERI Yusri Usman menjelaskan bahwa saat terjadi penurunan harga minyak di skala global, tak berarti harga BBM akan langsung mengalami penurunan.
“Dalam rumusan harga jual, dilakukan berdasarkan harga rata-rata dua bulan terakhir harga MOPS (Mean of Platts Singapore),” kata Yusri saat dihubungi, Selasa (5/4/2022).
Dengan menggunakan harga rata-rata selama dua bulan terakhir, ia mengungkapkan semoga harga minyak bumi di tatanan global akan terus menurun bukan hanya kejadian sesaat saja.
“Dengan perhitungan dua bulan, artinya penyesuaian harga baru akan dilakukan pada Juni 2022,” ucapnya.
Yusri mengungkapkan tak bisa memprediksi apakah akan ada penurunan secara terus menerus atau akan bertahan di angka 100 Dollar Amerika per barrel.
“Ya tergantung kondisi geopolitik dunia. Khususnya perang Rusia dengan Ukaraina. Selain itu, jangan ada bencana alam di negara-negara produsen atau terjadi perang diantara mereka. Contohnya kolang minyak Arab Saudi yang baru-baru ini terpapar roket,” ucapnya lagi.
Jika memang harga minyak bumi bisa kembali ke kisaran 80 Dollar Amerika per barrel, ada potensi harga Pertamax 92 akan turun ke Rp10 ribu per liter.
“Kalau untuk Pertalite tidak akan turun. Karena harga keekonomiannya sudah di atas harga sekarang,” tandasnya.
Laporan: Natasha