KedaiPena.Com – Kebijakan direksi Pertamina semakin hari semakin aneh saja. Pasalnya mantan Vice President Integrited Supply Chain (ISC) Pertamina, Tafkir Husni dilantik menjadi Direktur Utama PT Pertamina International Shipping untuk menggantikan Subagjo Hari Moeljanto yang sudah pensiun.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman dalam keterangan kepada redaksi, ditulis Sabtu (4/5/2019).
Tafkir Husni, sambung Yusri, pernah dicopot oleh Dirut Pertamina Dwi Sucipto pada 30 Desember 2014. Akan tetapi anehnya entah apa dasar pertimbangannya oleh Direksi Pertamina pada April 2019, Tafkir bisa diangkat lagi.
“Kebijakan Pertamina semakin jauh dari melaksanakan prinsip GCG yang merupakan pedoman dasar setiap menentukan kebijakan untuk kepentingan korporasi,” tegas dia.
Pelantikan Tafkir, imbuhnya, dilakukan disaat publik lagi fokus soal pilpres, agar luput dari amatan publik.
Yusri melanjutkan, Tafkir Husni pernah dicopot saat itu berdasarkan rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin Faisal Basri.
Bahkan kemudian Tafkir ini diduga termasuk bagian dari 4 pejabat ISC yang telah dinonaktifkan oleh direksi Pertamina sejak tahun 2015 setelah auditor Kordhamenta merilis fakta dari hasil audit forensik adanya dugaan kongkolikong antara pejabat ISC dan pejabat Petral dengan pihak ketiga.
“Kongkalikong ini terkait dalam pengaturan untuk memutuskan siapa perusahaan sebagai pemenang tender pemasok BBM dan minyak mentah untuk kebutuhan Pertamina,” papar Yusri.
Merujuk pada proses bisnis antara ISC dengan Petral Energy Services Pte Ltd (PES) Singapore untuk memenuhi kebutuhan BBM dan minyak mentah, ternyata peran dan kewenangan ISC yang sangat luar biasa sejak dibentuk oleh Arie Soemarno pada September 2008.
Mulai dari tahap perencanaan berapa besar volume dan jenis BBM serta minyak mentah yang di impor setiap bulannya, ISC juga sebagai pengevaluasi hasil usulan tender dari PES, sebagai pembuat dan pemegang OE (Owner Estimed) BBM dan minyak mentah. Dan terakhir adalah sebagai pemutus siapa pemenang dari usulan PES tersebut.
“Maka secara struktur di organisasi Pertamina, maka fungsi ISC berada dileher Dirut Pertamina, sehingga dia berfungsi sebagai “remote control” Dirut Pertamina untuk mengendalikan semua proses impor tersebut,” lanjutnya.
Kembali ke topik semula, dengan diangkatnya kembali mantan VP ISC tersebut menjadi Dirut Pertamina International Shipping merebak rumor ada orang kuat dari elit partai berkuasa yang berkantor di daerah Sutan Syahril Menteng telah mendikte beberapa direksi Pertamina sehingga tak kuasa menolaknya.
Oleh karena itu, KPK harus tidak boleh diam atas indikasi ini, sebagai fungsi pencegahan untuk segera melakukan investigasi apakah rumor diatas itu benar adanya dan siapa otak dari modus permainan ini.
Laporan: Muhammad Lutfi