KedaiPena.com – Penurunan capaian produksi siap jual atau liftinh minyak dan gas bumi tahun ini tercatat turun dibandingkan tahun kemarin. Padahal target untuk tahun 2021 ini sudah lebih rendah dibandingkan tahun 2020.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) per 30 Desember 2021, realisasi lifting minyak bumi berada pada kisaran 658.393 barel minyak per hari, sedangkan lifting gas bumi tercatat 6.661 juta standar kaki kubik per hari (MMScfd). Jumlah realisasi lifting minyak bumi itu lebih rendah jika dibandingkan dengan target APBN 2021 sebesar 705.000 BOPD. Namun, realisasi lifting gas bumi tercatat telah melampaui target APBN 2021 sebesar 5.639 MMscfd.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menilai banyak faktor yang menyebabkan penurunan lifting minyak tersebut.
“Banyak faktor. Bisa karena sumur produksi dan bisa juga karena prospek cadangan baru belum berhasil ditemukan dari kegiatan ekaplorasi yang dilakukan saat ini,” kata Yusri saat dihubungi, Minggu (2/1/2022).
Ia juga menyatakan perkembangan teknologi pengurasan sumur tua pun belum dapat dilakukan, karena saat teknologi tersebut diterapkan oleh CPI tidak ada transfer teknologi.
“Sehingga Indonesia hanya bisa bergantung pada teknologi yang dibawa asing,” ujarnya.
Dan ia juga menyatakan bahwa penurunan lifting minyak ini bukanlah bagian dari strategi pemerintah dalam upaya peralihan sumber energi ke energi terbarukan.
“Tidak. Memang pejabatnya saja yang kurang capable,” ujarnya tegas.
Yusri menyebutkan pemerintah seharusnya menciptakan iklim investasi untuk menarik investor melakukan eksplorasi di laut dalam.
“Kan Pertamina tidak berani mengambil risiko di area ini. Jadi kalau mau menjaga kestabilan pasokan ya ciptakan iklim investasi yang menarik,” pungkasnya.
Laporan : Natasha