KedaiPena.Com – Koordinator Investigasi Center for Budget Analysis (CBA), Jajang Nurjaman menilai, perencanaan program serta tujuan BUMD milik kota Tangerang Selatan (Tangsel) PT PITS tidak jelas dan cenderung politis.
Hal tersebut disampaikan Jajang saat merespon pernyataan dari calon Wakil Wali Kota, Rahayu Saraswati yang menyoal soal kinerja PT PITS dalam debat pamungkas pilkada Tangsel.
Saraswati dalam debat tersebut menilai PT PITS belum memiliki etos kerja baik dan profesionalisme masih sangat rendah.
“Tujuan serta perencanaan tidak jelas cenderung politis,” kata Jajang sapaanya kepada awak media, Sabtu, (5/12/2020).
Jajang juga memandang, suntikan modal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel sejak awal sudah janggal dan bermasalah.
Jajang menduga, Investasi Pemda ke BUMD PT PITS sekedar mengakali APBD.
“Ada SILPA APBD Kota Tangsel dan kemudian diinvestasikan ke BUMD,” tandas Jajang.
Sebelumnya, Juru Bicara pasangan Muhamad-Saraswati, Dodi Prasetya Azhari menyinggung, beban masa lalu dimiliki oleh pasangan Azizah, Ruhamaben sebagai mantan direktur keuangan PT PITS.
Menurut Dodi, kinerja Ruhama patut dipertanyakan selama menjabat sebagai Direktur Keuangan PT PITS.
“Bagaimana peran dan kinerja PT PITS sebagai BUMD Kota Tangsel. Pasalnya, PT PITS sudah menyerap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel kurang lebih Rp88 miliar yang diberikan secara bertahap sejak 2014,” tanya Dodi.
Dodi mempertanyakan, progres dari penyertaaan modal tersebut. Dengan anggaran sebesar itu, semestinya APBD Kota Tangsel terdongkrak.
“Begitu seharusnya kinerja BUMD, jangan cuma menyerap anggaran untuk modal saja, tapi harus bertanggung jawab juga dengan pertumbuhan APBD,” papar Dodi.
Tidak hanya itu, Dodi juga menyoroti, polemik jual-beli air bersih di Tangerang Selatan oleh PT PITS diakui oleh pihak PT PITS sudah berjalan sejak 2017.
Laporan: Muhammad Lutfi