Artikel ini ditulis oleh Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan, tinggal di Bandung.
SEMAKIN menarik kelanjutan pelaporan Dosen UNJ Ubedilah Badrun ke KPK soal dugaan tindak pidana korupsi atau tindak pidana pencucian uang Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
Bisnis kedua putera Presiden mulai ramai diusut dan dibongkar-bongkar. Termasuk pebisnis atau cukong yang berada di belakangnya.
Adalah Gandi Sulistiyanto Direktur Utama PT Sinar Mas yang menjadi relasi bisnis Gibran dan Kaesang melalui kerjasama putera Gandi yang bernama Anthony Pradiptya dengan kedua putera Presiden dalam membentuk PT Wadah Masa Depan induk usaha Gibran dan Kaesang.
Anthony sebagai Direktur Utama dan Gibran sebagai Komisaris Utama. Kaesang sendiri sebagai Direktur.
Ketiganya juga bekerjasama dalam PT Harapan Bangsa Kita atau yang dikenal dengan “GK Hebat” di mana Antony Pradiptya sebagai Direktur dan Kaesang Komisaris.
Perusahaan ini terafiliasi dengan Sinar Mas Grup. Karenanya Gandi tentu berperan sebagai mentor anak-anak muda berbisnis dan memberi arah menuju penguatan usaha.
Suburlah anak-anak. Bapak yang berada di jabatan politik sulit untuk lepas dari relasi bisnis ini. Di tengah sistem politik yang oligarkhis dan korporatis, maka sangat mungkin Presiden dikendalikan oleh pemilik modal.
Anak-anak adalah bagian dari proses politik oligarki tersebut. Akhirnya bapak pun tercekik. Kini Gandi Sulistiyanto sukses diangkat menjadi Duta Besar Korea Selatan.
Untuk menguak kebenaran dari gambaran tersebut, maka menjadi penting adanya pengusutan terbuka laporan Ubedilah Badrun ke KPK.
Dugaan korupsi atau pencucian uang yang dilakukan oleh Gibran dan Kaesang tidak boleh dibiarkan mengambang dan dalam ketidakpastian. Apapun hasilnya KPK harus mulai melakukan pengusutan. Publik berhak tahu.
Jokowi sebagai Presiden sekaligus bapak dari Gibran dan Kaesang tentu akan diuji konsistensinya dalam menunaikan amanat untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Bila diam atau ragu maka rakyat akan memiliki persepsi dan dugaan kuat bahwa sebenarnya Jokowi adalah bagian dari KKN tersebut.
Jika ada yang menyatakan bahwa pengaduan atau pelaporan putra Presiden ke KPK itu adalah fitnah, maka ketahuilah bahwa bisnis yang merambah dan anak-anak itu yang sesungguhnya menjadi fitnah.
“Innamaa amwaalukum wa awlaadukum fitnah.” (Sesungguhnya kekayaanmu dan anak-anakmu adalah fitnah.) At Taghabun 15.
Bapak yang tercekik akan memekik walau tersendat, “subur, subur, suburlah KKN”.
Suburlah bersama teman-temanmu, wahai anak-anakku. Anak itu ikut mencekik bapaknya.
[***]