KedaiPena.Com – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) diminta dapat berkolaborasi dengan dinas terkait di tiap provinsi membidangi tenaga kerja. Permintaan itu disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo merespons penyekapan sejumlah Warga Negara Indonesia atau WNI yang menjadi korban penipuan perusahaan online di Kamboja.
“Saya mengajak kolaborasi BP2MI untuk memberikan satu porsi khusus kepada anggaran di dinas-dinas provinsi, dinas-dinas kabupaten yang membidangi tenaga kerja untuk secara masif memberikan sosialisasi,”imbuhnya,Senin,(1/8/2022).
Politikus PDIP ini memahami, sosialisasi dan edukasi tidak akan maksimal jika hanya mengandalkan BP2MI mengingat anggaran yang terbatas. Atas dasar itu diperlukan sosialisasi.
“(SosialIsasi) kepada siapa, kepada para kepala desa, aparat desa, kepada kecamatan-kecamatan, jangan sampai kita terbuai, terlena bujuk rayu oleh agen-agen nakal untuk memberikan mimpi gaji besar, mimpi kehidupan lebih baik kerja di luar negeri tapi tidak prosedural,” ungkap Rahmad.
Rahmad pun meminta agar BP2MI dan KBRI berkoordinasi terkait kepulangan korban. Selain itu keduanya juga diharapkan mampu mengedukasi masyarakat terkait risiko bekerja di luar negeri.
“Agar hal-hal seperti ini tidak terulang dan tidak terjadi kembali, agar pemerintah ya memang ini sudah tupoksinya BP2MI untuk melakukan satu kolaborasi, kerja sama, mengadakan edukasi, mengadakan komunikasi kepada rakyat Indonesia di daerah khusus di wilayah-wilayah yang sentral tenaga kerja migran kita di luar negeri,” ujarnya.
Rahmad pun mempersilakan jika ada masyarakat yang berkeinginan bekerja di luar negeri. Hanya saja masyarakat harus melalui prosedur perekrutan tenaga kerja yang berlaku.
“Silakan menggunakan prosedural karena dengan menggunakan prosedural itu hal-hal yang tidak kita inginkan bisa kita hindarkan seminimal mungkin,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi