KedaiPena.Com – Laskar Krukut Luhur (Laskaru) mendesak Pemprov DKI segera menuntaskan program ketahanan air di Jakarta Selatan. Mereka meminta pembebasan lahan untuk pembangunan Waduk Brigif di Ciganjur, Jakarta Selatan dipercepat.
Demikian disampaikan Panglima Laskaru, M Rezza Sidqi saat berbincang dengan KedaiPena.Com saat Halal Bi Halal Pegiat Lingkungan di markas mereka, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/7/2019).
“Kita melaksanakan kewajiban yang belum ditunaikan terkait air bersih. Kita mengawal pembebasan lahan untuk dijadikan waduk di Brigif, untuk jadi cadangan air,” kata dia.
Sudah saatnya, sambungnya, DKI Jakarta memproduksi air sendiri, bukan oleh swasta. Apalagi, Jakarta Selatan merupakan poros ketahanan air DKI, selain Jakarta Timur.
“Hal ini diprogramkan oleh Foke (Fauzi Bowo), dieksekusi Jokowi, (Joko Widodo), ditunda oleh Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dan belum jelas oleh Anies (Baswedan). Makanya kita dorong supaya lahan yang tinggal 1,2 hektar ini dibebaskan(dari total luas 11 hektar),” desak dia.
Program pembangunan Waduk Brigif sendiri sudah matang di perencanaan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) juga sudah beres. Tinggal masalah administratif saja yang masih tersisa.
“Masalah administratif maksudnya soal pembebasan tanah. Ada perjanjian tidak tertulis bahwa tanah yang akan dibebaskan harus ditingkatkan dari AJB (Akta Jual Beli) menjadi sertifikat. Mereka (masyarakat pemilik lahan) gak mau, kalau mau beli ya seadanya. Dan ini yang lagi diberesin oleh Biro Hukum DKI,” lanjut dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas SDA, Teguh Hendarwan mengatakan keberadaan Waduk Brigif merupakan hulu Kali Krukut sngay diperlukan. Sejak tahun 2016, pembebasan lahan serta pengerukan sudah dilakukan agar waduk ini dapat berfungsi sebagai penampung air hujan.
Sebelum Waduk Brigif berfungsi sementata, setiap tahun kawasan Kemang, Jakarta Selatan yang menjadi aliran Kali Krukut selalu menjadi langganan banjir. Bahkan pada tahun 2016, aktivitas di kawasan Kemang sempat lumpuh karena adanya banjir besar yang baru surut selama dua hari.
“Nah sampai sekarang belum ada yang teriak banjir kan di kawasan Kemang? Tahun 2017, 2018, ada yang teriak banjir enggak di Kemang?” ungkapnya.
Laporan: Muhammad Hafidh