KedaiPena.Com – Dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden RI periode 2019-2024, Joko Widodo berujar tentang cita-cita besar di tahun 2045.
Indonesia harus menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita Rp324 juta/tahun atau, Rp27 juta/bulan.
Begawan ekonomi Rizal Ramli merespon. Kata dia, untuk mencapai angka itu, perekonomian harus tumbuh 7-8 persen hingga tahun 2045.
“Ada negara lain yang berhasil. Tiongkok misal, kuat ekonominya. Jepang habis perang dunia II, saat dipimpin PM Ikeda, perekonomiannya tumbuh di atas 10 persen,” kata dia di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Cita-cita Jokowi memang besar. Tapi kalau andalkan tim ekonomi yang ada sekarang, lanjut Menko Ekuin era Presiden Gus Dur, payah. Mentok pertumbuhan ekonomi cuma 5 persen.
“Kenapa gagal, karena mengandalkan obat IMF dan Bank Dunia, yakni pengetatan anggaran dan uber pajak. Kalau di tengah kemerosotan, yang dilakukan uber pajak dan pengetatan anggaran, ya makin nyungsep,” papar eks Tim Panel Ekonomi PBB ini.
Tiga tahun lalu, RR, sapaan Rizal Ramli sempat mengatakan ke Jokowi. Kalau pola ekonomi yang dipakai seperti dijelaskan sebelumnya, maka sampai 2019, pertumbuhan ekonomi mentok di 5 persen.
“Dan terbukti ramalan kami benar,” tegas Gus Romli, sapaannya di kalangan Nadliyin.
Jadi, lanjut dia, harus dicoba cara-cara yang lebih kreatif dan inovatif. Termasuk dalam pengelolaan utang.
“Karena utang kita sangat besar dan bunganya super kemahalan. Ada cara ‘swap’ dan bunga lebih murah. Karena kalau bunganya turun, 1 persen saja, itu bisa buat menyelamatkan BPJS (Kesehatan) Rp29 triliun,” tandas Menko Maritim dan Sumber Daya Kabinet Kerja I Jokowi ini.
Laporan: Muhammad Lutfi