KedaiPena.Com – Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago sangat menyanyangkan mundurnya sejumlah calon Ketua Umum Partai Golkar pada saat pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) partai berlambang pohon beringin ini, Selasa, (3/12/2019).
“Sangat disayangkan karena selama ini partai golkar partai yang tumbuh kembang dari kontestasi, terbuka peluang berkontestasi, bisa kemunduran demokrasi di internal Golkar kalau suasana bertarung tidak muncul dalam munas Golkar kali ini,” ujar Pangi kepada wartawan, Rabu, (4/12/2019)
Pangi menilai bahwa mundurnya sejumlah calon ketua umum Partai Golkar saat pembukaan munas menjadi fenomena yang menarik untuk dicermati.
Pangi menjelaskan ada habitus partai politik saat ini yang memilih ketua umumnya dengan jalan aklamasi dan tidak ada kontestasi secara terbuka.
“Sehingga pada akhirnya diputuskan dipilih secara aklamasi karena tidak ada yang berani berkonfrontasi secara terbuka melawan ketum incumbent,” tegas Pangi.
Pangi pun mengatakan bahwa partai politik mulai tidak demokratis, wajar mengelola negara nanti bisa tidak demokratis, mustahil mengelola negara secara demokratis.
“Partai mulai berkembang menjadi oligarki dan makin feodal, di internal partai sendiri sudah tidak demokratis, bagaimana kita percaya negara bisa demokratis,” ungkap Pangi.
Untuk diketahui, ada sembilan oang yang mendaftar sebagai caketum Golkar. Namun belakangan, empat bakal calon dinyatakan tak lolos verifikasi. Keempatnya yakni Indra Bambang Utoyo, Aris Mandji, Achmad Annama dan Derek Loupatty.
Sementara tiga lainnya yakni Agun Gunandjar Sudarsa, Bambang Soesatyo, dan Mohamad Ali Yahya, menyatakan mundur.
Laporan: Muhammad Hafidh