KedaiPena.Com-Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin santer disebut-sebut akan maju dalam pilpres 2024. Cak Imin sendiri mengaku percaya diri untuk maju pada pilpres 2024.
Cak Imin mengatakan, tidak ada alasan untuk tidak punya nyali maju sebagai capres, meski PKB baru memiliki modal 10 persen sebagai syarat presidential threshold (PT). Selama ini banyak pihak yang mempertanyakan mengapa dirinya benar-benar mantab maju dalam Pilpres 2024.
Menurutnya, pesantren memiliki konsep yang lengkap dalam hal kepemimpinan maupun pembangunan bangsa dan negara. Kaum pesantren punya doktrin, ajaran, teori, strategi, ilmu kemasyarakatan, ilmu keumatan, kebangsaan hingga lahir darussalam, mabadik khoiru ummah.
”Teori pesantren jauh lebih tua dari teori sosialisme, kapitalisme. Semuanya lengkap, masak kayak gini nggak peryaca diri,” kata Cak Imin dalam keterangannya, Senin (27/6/2022).
Dikatakannya, kaum santri wajib memiliki kepercayaan diri yang kuat karena memiliki warisan yang kokoh dan mengakar dalam konsep pembangunan mulai dari unit terkecil di lingkup keluarga hingga unit keumatan, kebangsaan, dan kenegaraan.
”Seharusnya pesantren menjadi arus utama yang percaya diri dalam mempengaruhi pembangunan bangsa,” tuturnya.
Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan bahwa Indonesia sudah pernah menerapkan konsep pembangunan ala sosialisme timur dan cenderung komunisme pada era Bung Karno yang belakangan dikenal dengan pola pikir sosialisme.
Kemudian pada Era Orde Baru, Soeharto menerapkan model pembangunan leberalisme yang diadopsi dari Amerika Serikat (AS).
”Ujungnya bangkrut. Tahun 1998 rontok. Negara rugi ratusan triliun akibat pemilihan model kapitalisme, liberalisme maka era Reformasi lahir, era demokrasi. Era ini siapapun boleh mewarnai jalannya pemrerintahan, bangsa dan negara,” jelas dia.
Karena itu, kata Cak Imin, semua anak bangsa memiliki hak yang sama dalam mewarnai bangsa ini. Sebagai warga Nahdlatul Ulama yang memiliki pesantren-pesantren besar, menurutnya, aneh kalau tidak pecaya diri dan tidak ikut mewarnai jalannya pemerintahan dan pembangunan.
“Kalau sosialisme Bung Karno paling banter sanatnya sampai abad pertengahan. Kalau kapitalisme, liberalisme madzhab-nya paling tingi Eropa abad pertengahan. Kalau kaum pesantren punya sanat sambung ke para wali bahkan para nabi,” tuturnya.
Laporan: Muhammad Hafidh