KedaiPena.Com- Calon Wakil Presiden atau cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kembali menjadi sorotan setelah mengkritik pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) melalui utang. Tak sedikit pihak menyayangkan pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB tersebut.
Pengamat militer dan pertahanan Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyarankan Anies Baswedan memberikan pemahaman kepada Cak Imin terkait perang. Khairul Fahmi menegaskan, Anies harus menjelaskan kepada Cak Imin soal kemungkinan terjadinya perang.
“Mas Anies Baswedan mungkin perlu memberikan pemahaman pada Cak Imin bahwa perang itu, bagaimanapun harus diasumsikan selalu mungkin terjadi. Nah, upaya pencegahan dan antisipasi atas ancaman perang justru ya harus dilakukan di masa damai,” kata Khairul Fahmi,Kamis,(4/1/2024).
Khairul Fahmi menjelaskan, upaya pencegahan dan antisipasi terkait ancaman perang memerlukan pembangunan postur pertahanan ideal yang bertumpu pada pemenuhan standar efek deteren.
“Hal ini menuntut terwujudnya modernisasi alutsista serta pengembangan dan pemanfaatan potensi sumber daya nasional secara efektif dan efisien,” jelas dia.
Khairul Fahmi menekankan, negara juga membutuhkan postur pertahanan yang kokoh untuk mengantisipasi adanya eskalasi ancaman termasuk bentuk peperangan di masa depan.
“Yang cenderung nonkonvensional dan ditandai dengan kaburnya garis antara perang dan politik, kombatan dan warga sipil, di mana salah satu partisipan utamanya bukanlah negara, melainkan aktor non-negara,” beber dia.
Khairul Fahmi menerangkan, dampak tidak adanya antisipasi dari negara soal ancaman perang. Menurutnya, sebuah negara akan kesulitan untuk dalam menjaga wilayah dan menegakkan kedaulatan.
“Bahkan mudah ditekan oleh negara lain karena posisi tawar menjadi lemah. Perang itu lebih potensial terjadi ketika salah satu pihak dalam konflik tidak memiliki kekuatan yang setara dengan pihak lainnya,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi