KedaiPena.Com – Juru Bicara Calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi- Audy Joinaldy, Miko Kamal, memastikan pihaknya serius betul untuk mengembangkan sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian daerah.
“Bersama dengan Audy Joinaldy, Mahyeldi serius betul sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian daerah. Mereka berdua telah menetapkan pertanian sebagai fokus pembangunan di samping Usaha Menengah Kecil Mikro dan ekonomi kreatif jika kelak dipercaya memimpin Sumatera Barat,” papar Miko dalam keterangan, Sabtu, (7/11/2020).
Miko mengaku yakin, pertanian Sumbar semakin kinclong dan berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat di bawah kepemimpinan Mahyeldi dan Audy nantinya.
“Terlebih lagi pendidikan tinggi (Mahyeldi) merupakan pertanian Dia lulusan Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Sebuah universitas bergengsi di Indonesia. Makanya, tidak heran, beberapa kebijakan Mahyeldi di Kota Padang banyak sekali yang berorientasi memajukan sektor pertanian dalam arti luas (termasuk peternakan),” kata dia.
Miko menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan air lahan pertanian, Mahyeldi membangun saluran irigasi tersier dan dam parit. Itu dilakukannya sejak tahun 2014.
“Tidak berhenti sampai sekarang (2020). Bagi Mahyeldi, petani harus dilindungi hasil pertaniannya dari ancaman bencana. Juga dari serangan hama penyakit tanaman. Praktiknya, beliau membuat program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang sudah berjalan sejak tahun 2014 sampai saat ini,” jelas Miko.
Mahyeldi, lanjut Miko, saat ini menilai pupuk bersubsidi tidak boleh didistribusikan secara serampangan agar dapat terdistribusikan secara tepat sasaran.
“Pendistribusiannya diatur sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi informasi. Program itu dinamakan sistem e – RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani). Untuk lebih tertibnya pendistribusian, pemerintahan Mahyeldi memberlakukan Kartu Tani. Setiap petani yang berhak memegang Kartu Tani,” tegas Miko.
Miko melanjutkan, penyuluh pertanian juga merupakan salah satu elemen penting dalam ekosistem pertanian. Maju atau tidaknya sektor pertanian, salah satunya, tergantung kepada upaya maksimal penyuluh pertanian.
“Mahyeldi sadar benar tentang itu. Tahun 2015, para penyuluh pertanian diberikan kendaraan roda 2,” papar Miko.
Di bidang peternakan, lanjut Miko, Mahyeldi membuat dan menjalankan program pemberian insentif bagi peternak yang sapi betinanya melahirkan.
“Jumlahnya Rp. 500.000 per ekor. Mahyeldi juga punya program pengembangan budidaya sapi Brahman. Sekarang sudah berjumlah 72, dari sebelumnya 50,” ujar Miko.
Miko menambahkan, atas usaha-usaha serius pemerintahan Mahyeldi di sektor pertanian, beberapa penghargaan diraihnya.
“Penghargaan sebagai Kota Berbasis Agro Ekonomi diraihnya dari Gubernur Sumatera Barat (2015) adalah satu diantaranya,” beber Miko.
Miko menegaskan, membangun pertanian yang serius hendak ditularkannya ke level yang lebih luas yakni level provinsi.
“Sebagaimana diketahui, struktur ekonomi Sumbar, paling besar masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (22,67%). Disusul oleh sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil sepeda motor (15,27%) dan sektor transportasi dan pergudangan sebesar 12,59% (BPS, 2019),” tandas Miko.
Laporan: Muhammad Lutfi