KedaiPena.com – Jelang akhir tahun, Balai Uji Standar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BUSKIPM) kembali melaporkan hasil pengujian yang dilakukan oleh pihaknya selama satu tahun.
Tercatat hingga November 2021, ada 3.731 contoh uji yang diterima oleh BUSKIPM dengan penerimaan PNBP lebih dari Rp1 miliar.
Kepala BUSKIPM, Dr.Ir.Woro Nur Endang Sariati menyampaikan pengujian parameter penyakit ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan saat ini dilakukan oleh laboratorium penguji di 46 UPT lingkup BKIPM yang tersebar di seluruh Indonesia dengan BUSKIPM sebagai laboratorium acuan.
“Setiap laboratorium harus menerapkan sistem manajemen mutu dan terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2017 sebagai dasar pengakuan oleh lembaga akreditasi bertaraf internasional, Komite Akreditasi Nasional (KAN),” kata Woro, Selasa (21/12/2021).
Ia juga menyampaikan BUSKIPM sebagai laboratorium acuan, juga memiliki fungsi untuk menjalin kerjasama dengan laboratorium nasional dan/atau internasional untuk memelihara dan meningkatkan kompetensinya.
Pada tingkatan nasional sendiri, BUSKIPM menjadi anggota pada Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia (JLPPI).
“BUSKIPM saat ini sedang mempersiapkan laboratorium BSL-2 untuk dapat melakukan pengujian virus SARS-CoV-2 (Covid-19) pada hasil perikanan. Hal ini dilakukan dalam upaya melindungi hasil perikanan impor dari kontaminasi virus serta untuk memperlancar lalu lintas hasil perikanan ekspor, khususnya ke negara China yang mempersyaratkan uji bebas Covid-19,” ujarnya.
Program tersebut, lanjut Woro, dilaksanakan dengan bekerjasama dengan laboratorium Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), Institut Pertanian Bogor dan Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor (BBLitvet), Kementerian Pertanian.
“Dalam rangka meningkatkan kemampuan diagnostic, control and surveillance parameter penyakit udang WSD dan IHHN dalam jejaring OIE-Certified Laboratory untuk mendukung keberlanjutan industri udang nasional, BUSKIPM melakukan program twinning laboratory (2019-2021) bekerja sama dengan parent laboratory yaitu Yellow Sea Fisheries Research Institute (YSFRI), Chinese Academy of Fishery Science,” ujarnya lagi.
Program yang dilakukan antara lain dalam bentuk pelatihan, magang, surveilan, expert visit dan workshop.
“Pada 23 November 2021 lalu, BUSKIPM dan YSFRI telah selesai melaksanakan final workshop dengan tema strengthening capacity in diagnostic, control and surveillance of shrimp disease that potentially threaten the sustainability of Indonesia’s shrimp farming industry,” pungkasnya.
Laporan : Natasha