KedaiPena.com – Walaupun jumlah buruh dan pekerja Indonesia lebih dari 30 persen dari populasi, tapi belum mampu mempengaruhi peta pemilih dalam pemilu legislatif maupun pemilihan presiden.
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS menyebutkan fenomena buruh dan Indonesia serta pengaruhnya pada setiap pemilu legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) di Indonesia sangat menarik.
“Karena, kalau berdasarkan kuantitas jumlahnya cukup signifikan namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada saat pileg dan pilpres,” kata Fernando melalui keterangan tertulis, Jumat (1/7/2022).
Ia menyatakan kalau merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah buruh dan pekerja di Indonesia lebih dari 30 persen populasi, namun pada beberapa pemilu dan pilpres, buruh belum bisa mengambil bagian sebagai penentu pada pileg dan pilpres.
“Bahkan ada yang mencoba membuat Partai Buruh tahun 2009 namun perolehan suaranya hanya 265.203 atau setara 0,25 persen dari 104.099.785 suara sah,” ucapnya.
Berbeda dengan beberapa negara seperti Selandia Baru, Norwegia, Spanyol dan Korea Utara yang dikuasai oleh Partai Buruh.
“Sebaiknya Andi Gani Nena Wea dan Said Iqbal sebagai tokoh buruh dan pekerja mengkonsolidasikan para buruh dan pekerja untuk bisa menjadikan kekuatan yang dapat menentukan kemenangan pasangan capres dan cawapres atau memenangkan partai politik,” ucapnya lagi.
Fernando menyebutkan seharusnya ketokohan Andi Gani dan Said Iqbal mampu mempersatukan para buruh dan pekerja dalam menentukan arah politiknya.
“Kalau Andi Gani dan Said Iqbal mampu mengkonsolidasikan para buruh dan pekerja untuk menentukan pilihan politiknya maka akan mudah memperjuangkan kepentingan dan hak-haknya sebagai pekerja dan buruh. Apalagi akan mampu menempatkan salah satu dari tokoh buruh menempati posisi Menteri Tenaga Kerja,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa