KedaiPena.Com – Setara Institute menggelar survei Opini Ahli Tentang Kandidat Panglima TNI yang digelar pada 20 September 2011 hingga 1 Oktober 2021.
Dalam temuan survei tersebut, KSAD Jenderal Andika Perkasa unggul dari KSAL Laksamana Yudo Margono, dan KSAU Marsekal Fajdar Prasetyo unggul sebagai calon Panglima TNI.
Adapun indikator penilaian terhadap individu-individu calon Panglima TNI dalam riset Setara Institute ini, yaitu; aspek integritas, akseptabilitas, kapabilitas, responsivitas dan kontinuitas.
“Rata-rata kami menemukan bahwa para ahli menilai bahwa Jenderal Andika itu unggul dibanding dua kandidat lainnya (Laksamama Yudo dan Marsekal Fajdar),” kata Peneliti Setara Institute, Ikhsan Yosarie saat memaparkan hasil risetnya secar daring, Senin (4/10/2021).
Ikhsan menjelaskan, pada aspek integritas, Jenderal Andika Perkasa meraih 7,84 persen. Sedangkan Laksamana Yudo 7,83 persen dan Marsekal Fajdar mendapatkan 7,70 persen.
Sementara pada aspek akseptabilitas, Jenderal Andika Perkasa juga unggul dari Laksamama Yudo dan Marsekal Fajdar. Andika mendapatkan 8,04 persen, Yudo 7,78 persen, Fadjar 7,65 persen.
Kemudian pada aspek responsivitas, Jenderal Andika masih unggul dengan nilai 8,20, Laksamana Yudo 8,11, dan menyusul Marsekal Fajdar 7,99.
Lalu, pada aspek kapabilitas. Jenderal Andika masih unggul dari Laksamama Yudo dan Marsekal Fajdar. Andika mendapatkan nilai 8,25, Yudo 8,15, dan Fadjar 8,03.
Namun, pada aspek kontinuitas Jenderal Andika Perkasa kalah dari Laksamana Yudo. Ini lantaran, Yudo masih memiliki waktu yang panjang jika menjadi Panglima TNI.
“Secara umum, Andika Perkasa mengungguli calon lainnya untuk 4 dimensi integritas, akseptabilitas, kapabilitas dan responsivitas. Sedangkan Yudo Margono unggul pada dimensi kontinuitas,” ungkap Ikhsan.
Riset Setara Institute ini menggunakan metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dilakukan dalam bentuk survei menggunakan metode purposif (purposive sampling).
Survei ini dilakukan terhadap 100 ahli yang telah dipilih dan ditetapkan Setara Institute dengan klasifikasi yang spesifik dan relevan dengan penelitian ini, yakni mereka ahli pada isu pertahanan dan keamanan (Hankam), serta Hak Asasi Manusia (HAM). Ahli-ahli tersebut berasal dari akademisi kampus dan elemen masyarakat sipil (NGO/Ormas).
Laporan: Muhammad Lutfi