KedaiPena.Com – Bunga Bangkai Raksasa setinggi sekitar 2,5 meter lebih muncul di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, tepatnya di Blok G7 Divisi 4, kawasan perkebunan milik PT Johan Sentosa, di Dusun Sei Jernih, Kelurahan Pasir Sialang, Kecamatan Bengkinang.
Kuncup Bunga bernama latin Amorphophallus Titanum itu sudah terlihat sejak sepekan lalu oleh karyawan kebun.
“Seminggu lalu sudah nampak mekar, terlihat saat karyawan kebun melakukan pemupukan, tapi belum meyebar bau,” ujar seorang staf PT Johan Sentosa, Ridona Nainggolan saat dihubungi KedaiPena.Com, Senin (24/10).
Dikatakan, Bunga Bangkai berkuncup Ungu itu tidak saja menarik perhatian masyarakat sekitar namun juga masyarakat dari luar daerah. Apalagi di wilayah itu bunga Endemik Sumatera itu baru pertama kali ditemukan.
“Ya, ini pertama sekali di wilayah sini. Jadi, memang jadi tontonan masyarakat. Banyak yang datang, kemarin dari Bengkinang datang,” katanya.
Menurut Rido, Bunga Bangkai itu sudah dikunjungi oleh Dinas Kehutanan setempat. Peringatan agar tidak menyentuh sembarangan serta pembuatan pagar di sekeliling bunga itu sudah dilakukan. “Sudah, kemarin Sabtu (23/10) sudah dipagar setelah Dinas Kehutanan datang,” katanya.
Sumber Wikipedia menyebutkan, Bunga Bangkai atau bernama lokal Suweg Raksasa atau Titan Arum adalah flora yang merupakan Endemik Pulau Sumatera. Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6 meter.
Setelah beberapa tahun, organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti Lingga atau tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini atau bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri.
(Dom)