KedaiPena.Com – Butuh pendobrak pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kinerjanya tidak bagus. Tapi pendobrak terukur, bukan yang cuma mengedepankan drama.
Demikian disampaikan Begawan Ekonomi Rizal Ramli di Jakarta, ditulis Kamis (21/11/2019).
“Saya kasih contoh waktu saya jadi Kepala Bulog di pemerintahan Gusdur. Bulog itu lembaga nomor dua paling korup setelah Pertamina,” kata Rizal.
Untuk ‘shock therapy‘, Rizal mengambik kebijakan memundurkan 30 pejabat bulog tapi dengan pesangon ekstra. Sementara yang bermasalah kita bawa ke proses hukum.
“Tapi setelah itu sistemnya kita benahi. Akunting, sistem ‘funding‘ dan lain-lain,” lanjut dia.
Sehingga di tahun ketika Rizal menjabat, sekitar awal 2000-an, Bulog mendapat untung sekitar Rp5 triliun.
“Uang itu yang dipakai Ibu Rini (Suwandi, Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Megawati, selepas era Gus Dur) untuk beli Sukhoi yang pertama,” jelas eks Tim Panel Ekonomi PBB ini.
“Saya setuju ‘shock therapy‘, tapi harus ada perubahan yang dilakukan. Kalau cuma ‘shock therapy‘, yang ada cuma drama, seperti yang dilakukan Ahok, perubahan signifikan tidak terjadi,” tandasnya.
Ahok sebelumnya dikabarkan bakal menempati salah satu kursi strategis di perusahaan BUMN. Dugaan itu diperkuat setelah ia menyambangi kantor Kementerian BUMN untuk bertemu dengan Menteri Erick Thohir pada pekan lalu.
Ahok disinyalir bakal menjadi calon kuat Komisaris Utama Pertamina. Dua sumber di internal Kementerian BUMN menyatakan bahwa Presien Joko Widodo sendirilah yang meminta Ahok menjabat sebagai bos BUMN.
“Permintaan itu dari Presiden, bukan Erick yang mengusulkan ke Istana,” tutur sumber.
Laporan: Muhammad Lutfi