KedaiPena.Com – Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto menilai, performance buruk sejumlah BUMN saat menghadapi krisis pandemi Covid-19 lantaran minimnya terobosan dan terjebak pada status quo.
Hal tersebut disampaikan Darmadi saat menanggapi pernyataan menteri BUMN Erick Thohir yang menyebut sekitar 90% BUMN belum maksimal dalam bertransformasi dan berinovasi.
“BUMN harus memiliki dan mengembangkan perencanaan strategis antara lain dengan Balance Scorecard (BS) yang dikembangkan Robert Kaplan dan David Norton. BS memiliki 4 perspektif dengan Inidikator Kinerja Utama (IKU) yang terukur, yaitu aspek pemasaran, keuangan, operasional dan pembelajaran,” saran Bendahara Megawati Institute itu, Kamis, (17/12/2020).
Tak hanya itu, Darmadi juga menekankan pentingnya aspek pembelajaran (learning perspective) terkait dengan individu, kerja sama antarindividu, dan model-model bisnis masa depan.
Kendati demikian, Darmadi menilai, jika dilihat secara komprehensif apa yang menjadi faktor lambatnya BUMN dalam beradaptasi dengan kondisi zaman bisa jadi karena terhambat berbagai aturan dan kepentingan pihak luar.
“Gerak BUMN tidak seleluasa swasta murni, karena BUMN memiliki lebih banyak rambu-rambu yang harus diikuti/ditaati. Formasi SDM di BUMN juga sering diwarnai intervensi dan akomodasi aspirasi pihak-pihak di luar BUMN,” tandas Anggota Baleg DPR RI itu.
Selain itu, sambung dia, faktor lainnya yaitu direksi banyak bekerja berdasarkan pemikiran masa lalu dan rutinitas.
“Sehingga tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk mengantisipasi perubahan globalisasi dunia dan perkembangan teknologi,” tandasnya.
Dan yang tak kalah pentingnya, kata dia, masih kentalnya budaya asal proyek yang menggejala di jajaran direksi BUMN.
“Mentalitas direksi BUMN yang cenderung “cari aman” harus diubah menjadi entrepreneurial. Harus berani ambil risiko yang terukur. Bila tidak, harapan Erick hanya pengulangan dan jadi slogan yang membosankan,” sindir Politikus PDIP itu.
Laporan: Muhammad Hafidh