KedaiPena.Com – Siapa sangka Bumi Perkemahan Ciputri, Bogor, Jawa Barat, memiliki cerita menarik di awal pembentukannya.
Tempat kemping yang terkenal dengan keberadaan beberapa air terjun tersebut ternyata diinisiasi oleh satu pria bernama Muhammad Hamdani.
Dia menginisiasi keberadaan tempat wisata di daerah Ciputri, saat kawasan tersebut masih berupa hutan. Kala itu, kendaraan seperti mobil pun tidak bisa masuk kawasan tersebut.
“Pertama kali saya ke sini ini dulu masih hutan, mobil tidak bisa masuk ini. Masih hanya untuk pejalan kaki saja,” ujar dia kepada KedaiPena.Com, beberapa waktu lalu.
Babeh, begitu ia dipanggil menceritakan, bahwa awal mula ia tertarik untuk mengubah kawasan Ciputri sebagai tempat wisata didasari oleh keindahan alam di daerah tersebut.
Babe yang selama ini banyak menghabiskan waktu di daerah lain pun terfikir untuk mengubah tempat tinggalnya semasa ia kecil seperti tempat wisata yang sudah maju.
“Karena selama ini saya mainnya di luar daerah, seperti Papua dan Sumatera. Oleh sebab itu, saya ingin ubah mindset pola fikir warga sekitar bagaimana warga yang sebelumnya hanya bertani bisa mengenal wisata,” ujar Babeh.
Namun demikian, lanjut Babeh, di awal pembentukan Bumi Perkemahan Ciputri dirinya sempat terkendala oleh modal. Babeh menuturkan, modal tersebut diperlukan untuk mengurus sejumlah legalitas dan berbagai kerja sama dengan pihak yang berwenang.
“Jadi saya nekat saja tanah saya yang luas hanya 500 meter di daerah Ciputri saya gadai ke bank. Dan waktu itu saya mendapatkan Rp65 juta dari bank untuk mengelola dan membangun tempat ini dari nol,” cerita Babe.
Babeh melanjutkan, dengan modal tersebut dirinya bersama-sama masyarakat desa, tujuh tahun yang lalu mulai membangun Bumi Perkemahan Ciputri. Babeh mengungapkan bahwa ia bersama warga membuat wadah kekeluargaan bernama “Teman Secangkir Kopi”.
“Dan disini benar-benar swadaya masyarakat. Setiap duit tiket masuk saya kasih kembali kepada masyarakat. Dari Rp25 ribu, kita kembalikan ke masyarakat Rp5 ribu. Nah sisa uang itu kita gunakan untuk legalitas dan perbaikan jalan,” ungkap dia.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas