KedaiPena.Com – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) memastikan stok beras tetap aman selama periode Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1439 mendatang.
Hal ini diungkapan oleh Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Karyawan Gunarso saat meninjau langsung Pergudangan Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten di Jakarta pada Kamis (24/05/2018).
Sebagaimana tertera pada Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2016, Perum Bulog mengemban tugas untuk melakukan stabilisasi harga pangan pokok, baik pangan pokok berupa beras maupun pangan pokok lainnya, yakni jagung, kedelai, gula, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah, cabe, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam.
“Stok beras yang dimiliki Bulog saat ini adalah sebesar 1,3 juta ton. Ini sudah cukup memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan sampai Lebaran nanti, bahkan prediksi kami ini lebih dari cukup. Masyarakat tidak perlu khawatir, kami pastikan stok aman,†katanya.
Ia menegaskan, untuk memastikan keamanan stok Ramadan dan Lebaran, Bulog saat ini tercatat memiliki 1600 gudang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total kapasitas mencapai 4 juta ton. Tidak hanya di wilayah perkotaan dan pedesaan, keberadaan gudang-gudang Bulog juga menjangkau area-area perbatasan.
Untuk tahun 2018, Bulog memiliki target pengadaan 2,7 juta ton setara beras pada tahun 2018. Pengadaan Bulog dari dalam negeri hingga 23 Mei 2018 telah mencapai 800 ribu ton setara beras, sedangkan realisasi impor beras telah mencapai 633 ribu ton. Adapun stok beras yang dimiliki Bulog adalah sebesar 1,3 juta ton (23 Mei 2018).
Selain mengemban peran menjaga ketersediaan stok, Bulog juga mengemban peran dalam menstabilkan harga. Untuk mendukung kelancaran tugas tersebut, Bulog telah menetapkan tiga strategi utama, yaitu pertama, menjamin ketersediaan beras di gudang-gudang yang dimiliki saat ini.
Kedua, dalam stabilisasi harga, Bulog melakukan penyebaran dan distribusi beras langsung “door to door” ke konsumen baik di pemukiman-pemukinam konsumen atau ke lokasi konsumen yang terdekat yang dilakukan dengan memanfaatkan retailer-retailer binaan perusahaan.
“Yang menjadi penyalur utama adalah retailer-retailer atau pedagang-pedagang kami yang tersebar di 82 kabupaten /kota. Selain itu kami punya Rumah Pangan Kita (RPK) yang tercatat ada 40ribu RPK, ini sangat membantu kami dalam mencapai target ataupun sasaran dalam menstabilkan harga,†ungkap Gunarso.
Selain itu, Bulog juga memanfaatkan sinergi dengan BUMN-BUMN pangan melalui agen-agen dan retailer menjadi outlet-outlet dalam menjual beras dengan harga yang ditetapkan.
Ketiga, Bulog juga menjalin kerja sama dengan Kementerian dan Lembaga (K/L) seperti dengan Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia untuk menjadi tempat atau outlet untuk menjual beras sehingga lebih dekat dengan masyarakat.
Gunarso menambahkan, selain beras, stok pangan pokok lainnya yang dimiliki BULOG antara lain gula pasir sebanyak 176 ribu ton, daging kerbau sebanyak 4 ribu ton, jagung 245 ton, tepung terigu 789 ton, dan minyak goreng sebanyak 5,3 juta liter.
“Selain itu, kami tetap melaksanakan penugasan Pemerintah dalam menyalurkan Bansos Rastra dan Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Realisasi Penyaluran Bansos Rastra hingga 23 Mei 2018 telah mencapai 625 ribu ton atau 97,13% dari Surat Perintah Penyaluran per bulan Mei 2018. Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah yang dilakukan oleh BULOG telah mencapai 305 ribu ton.
Terkait upaya yang telah dilakukan, pemerintah melalui Kementerian BUMN menyambut baik langkah Perum BULOG yang berhasil memastikan bahwa stok beras tetap aman selama periode Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1439 mendatang.
Hal disampaikan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro di Jakarta pada Kamis (24/05/2017).
“Kami mengapresiasi upaya Bulog dan terus memantau agar stok beras aman selama Ramadhan dan Lebaran 2018. Demikian juga dengan kestabilan harga. Kami terus mendorong agar Bulog dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat melayani kebutuhan masyarakat sampai ke pelosok,” kata Wahyu.
Laporan: Muhammad Hafidh