KedaiPena.com – Sebagai sebuah bukti capaian keberhasilan program Citarum Harum, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bertepatan dengan World Water Forum ke-10 meluncurkan buku “Citarum Harum” pada Senin (20/5/2024) di Nusa Dua, Bali.
Acara ini menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya air di Indonesia, khususnya dalam merehabilitasi Sungai Citarum yang selama ini menjadi salah satu sungai terpenting di Indonesia.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan menyampaikan buku ini merupakan dokumentasi penting sebagai bagian dari showcase yang menggambarkan capaian program Citarum Harum dan menjadi upaya berkelanjutan untuk merehabilitasi dan melestarikan Sungai Citarum.
“Buku Citarum Harum ini merupakan dokumentasi komprehensif dan informatif tentang upaya kita dalam mengubah wajah Sungai Citarum dari yang kotor dan tercemar menjadi lebih bersih. Perubahan ini tidak akan terjadi tanpa kekuatan politik dari pemerintah yang kemudian diterjemahkan ke dalam Rencana Aksi yang Terpadu dengan target yang jelas dan kepemimpinan yang tegas serta monitoring dan evaluasi rutin,” ungkap Menko Luhut, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/5/2024).
Lebih lanjut, buku ini mendokumentasikan upaya komprehensif dan transformatif sejak tahun 2018 di bawah arahan Presiden Joko Widodo untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Buku ini memaparkan strategi dan tinndakan kolaboratif yang telah berhasil mengubah kondisi Sungai Citarum dari sangat tercemar menjadi lebih bersih dan sehat.
“Keberlanjutan dalam menjaga Citarum memerlukan komando dan master plan yang dapat diterapkan juga pada DAS lainnya. Dengan peluncuran buku ini, kita tidak hanya merayakan pencapaian yang telah diraih tetapi juga memperkuat komitmen kita untuk terus melangkah maju,” tambah Menko Luhut
Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti menyampaikan, buku ini menekankan pentingnya pendekatan holistik yang mencakup aspek teknis, sosial, dan ekonomi untuk pengelolaan sungai yang berkelanjutan. Di mana perbaikan kualitas air, pengurangan risiko banjir, serta peningkatan kesadaran lingkungan adalah beberapa hasil yang patut dibanggakan. Penggunaan teknologi pemantauan kualitas air secara real-time dan solusi inovatif lainnya telah mempercepat proses pemulihan sungai.
“Saya harap Buku Citarum Harum dapat menjadi inspirasi dan panduan bagi semua pihak dalam upaya melestarikan lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sumber daya air. Dedikasi dan kerja keras semua pihak yang terlibat dalam program Citarum Harum sangat penting dalam perjalanan menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” kata Deputi Nani.
Bey Machmudin, Pejabat Gubernur Jawa Barat menyampaikan tidak ada satu pihak pun yang bisa menyelesaikan masalah air ini sendirian, dibutuhkan kerja sama lintas sektoral, lintas negara, dan lintas generasi untuk mencapai keberhasilan yang kita harapkan.
“Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu satgas DAS Citarum sejak tahun 2018. Kepada penulis buku citarum harum tidak lupa saya berikan apresiasi. Semoga Buku ini menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk kita semua berjuang demi lingkungan yang lebih baik dan kami Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk terus menjaga Citarum Harum dan tentunya Kami berharap program ini bisa direplikasikan pada sungai-sungai lainnya,” ungkap Bey.
Buku ini diluncurkan dalam dua versi bahasa, yakni Bahasa Indonesia “Citarum Harum: Merawat Sungai Menyelamatkan Kehidupan” dan versi Bahasa Inggrisnya “Citarum Harum: Caring for Rivers, Saving Lives”. Peluncuran buku ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendiskusikan upaya-upaya yang telah dilakukan dan yang akan datang dalam merehabilitasi Sungai Citarum. Buku ini mencatatkan kisah-kisah perjuangan dan keberhasilan dalam mengatasi polusi dan mengembalikan kehidupan di salah satu sungai terpenting di Indonesia.
Sebagai informasi, bagian awal buku ini dimulai dengan kisah Sungai Citarum, yang menceritakan sejarah menarik terbentuknya Citarum, sehingga pembaca akan mendapat gambaran Citarum sejak jaman purba, gambaran geografis dan demografis, serta berbagai pemanfaatan Sungai Citarum yang sampai dengan hari ini masih menjadi andalan dalam menopang kehidupan masyarakat.
Bab-bab berikutnya memaparkan bagaimana dukungan kelembagaan, kolaborasi multi sektor berkonsep Pentahelix, kebijakan, strategi, juga faktor keberhasilan dalam mencapai Ultimate Goal program Citarum Harum ini. Program ini mengatasi permasalahan-permasalahan kompleks terkait pencemaran dan kerusakan lingkungan yang mengakibatkan kerugian yang besar terhadap kesehatan, ekonomi, sosial, ekosistem, sumber daya lingkungan, dan mengancam tercapainya tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Menjaga Sungai Citarum pada hakikatnya menjaga laut, yang berarti juga menyelamatkan kehidupan. Buku ini diharapkan menjadi salah satu catatan sejarah, sumbangsih yang diwariskan kepada generasi mendatang, bahwa persoalan lingkungan yang kompleks dapat diatasi dengan kerja keras, kolaborasi dan komitmen yang kuat.
Laporan: Tim Kedai Pena