KedaiPena.Com – Badan Anggaran atau Banggar DPR RI menegaskan, tidak akan ada penambahan kuota subsidi untuk BBM. Pemerintah pun disarankan menaikkan harga energi bersubsidi sesegera mungkin mempertimbangkan dampak inflasi dan daya beli rumah tangga miskin.
Menanggapi hal tersebut, Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menegaskan, jika kenaikan BBM subsidi tidak bisa menjadi solusi. Menurutnya, kenaikan BBM subsidi berapapun besarnya akan memicu lonjakan inflasi.
“Kenaikan BBM subsidi bukan solusi. Kenaikan (harga) BBM subsidi berapapun besarnya akan memicu lonjakan inflasi,” tegas Pieter begitu ia disapa, Jumat,(19/8/2022).
Pieter juga menuturkan, kenaikan harga BBM subsidi akan menggerus daya beli dan mengganggu proses pemulihan ekonomi. Pieter menegaskan, kenaikan harga BBM bersubsidi sangat berisiko.
“Terlalu besar risiko dari kenaikan harga BBM subsidi,” imbuh Pieter.
Pieter menuturkan, jika saat ini kondisi APBN tidak dalam keadaan darurat meskipun memang anggaran subsidi melonjak.
Namun, kata dia, disisi lain pemerintah juga mendapatkan tambahan penerimaan dari kenaikan harga komoditas.
“Saat ini kondisi APBN tidak dalam keadaan darurat meskipun memang anggaran subsidi melonjak. Tapi di sisi lain pemerintah juga mendaptkan tambahan penerimaan dari kenaikan harga komoditas,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah menegaskan, tidak akan ada penambahan kuota subsidi untuk BBM.
“Oleh karena itu reformasi kebijakan subsidi non energi dan program perlindungan sosial harus lebih tepat sasaran dan waktu,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Sejatinya, Said mengatakan, alokasi belanja subsidi telah diputuskan bersama antara pemerintah dan DPR. Penambahan alokasi subsidi dan kompensasi energi telah diberikan pada Mei 2022 lalu.
Laporan: Tim Kedai Pena