KedaiPena.Com– Situasi demokrasi Indonesia mengalami regresi bukan karena kemiliteran, melainkan oleh para politisi yang terpilih. Salah satu faktornya adalah agensi yang melemahkan demokrasi.
Demikian disampaikan Direktur Pusat Media dan Demokrasi Wijayanto dalam diskusi bertema Demokrasi Sosial Baru:Jalan Keluar untuk Indonesia?, kemarin. Turut hadir dalam diskusi tersebut Profesor Ilmu Politik Universitas Oslo Olle Tornquist.
“Juga dengan oligarki (ini semakin parah terjadi di Indonesia setelah 2019) serta civil society yang terfragmentasi,” tegas dia ditulis, Minggu,(10/4/2022).
Ia memandang, pasca 2019, oligarki terkonsolidasi bahkan terformulasi. Buntutnya, Indonesia tidak memiliki oposisi lantaran semua telah menjadi bagian dari parlemen.
“Serta terjadinya represi kebebasan akademik di universitas,” jelas dia.
Ia melanjutkan, hal tersebut terlihat dalam beberapa survei yang dilakukan LP3ES lebih setengah masyarakat Indonesia mengalami represi dalam mengeluarkan pendapat.
Ia juga menjelaskan, dalam konstitusi Indonesia sudah jelas secara progresif membahas perihal HAM, bumi dan air untuk keperluan rakyat. Namun nyatanya, kesetaraan ekonomi tidak terimplementasikan.
“Disini ada semangat kesetaraan ekonomi, tapi nyatanya tidak diimplementasikan. Kita kekurangan dalam ide dan implementasinya,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi