KedaiPena.Com- Rencana pemerintah menaikan harga tarif dasar listrik dinilai bukanlah sebuah kebijakan yang tepat. Pasalnya, ada faktor utama menyebabkan rendahnya konsumsi listrik nasional akibat perlambatan ekonomi.
“Perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi mengakibat konsumsi listrik rendah. Perlambatan terjadi dalam konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan, investasi yang mandek dalam industri serta aktifitas perdagangan yang menurun. Penurunan terjadi terutama pada masa pandemi COVID-19,” tegas Peneliti Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, Minggu,(17/4/2022).
Daeng sapaanya menilai, urusan utama PLN sekarang adalah bagaimana menjual listrik sebanyak-banyaknya. Hal ini, kata dia, untuk mengimbangi produksi yang besar.
“Sehingga secara teori tidak mungkin menaikkan tarif di saat konsumsi menurun,” jelas Daeng.
Daeng menjabarkan, jika mengacu teori permintaan dan penawaran maka itu akan membuat penjualan listrik PLN semakin merosot.
“Sementara data ini 50 persen dari kapasitas listrik PLN tidak dijual. PLN menyebutnya sebagai kelebihan kapasitas,” jelas Daeng.
Daeng memandang, kelebihan produksi PLN disebabkan mega proyek ketenagakistrikan 10 ribu megawatt dan 35 ribu megawatt yang kurang mempertimbangkan pelambatan ekonomi satu dekade terakhir.
“Ini adalah masalah yang sangat sulit yang hanya bisa diatasi dengan mematikan pembangkit yang sebagian besar ada di Jawa- Bali. Masalah kelebihan produksi harus menjadi fokus perhatian PLN saat ini,” jelas Daeng.
Daeng menekankan, pangkal inefesiensi di PLN adalah produksi dan biaya yang besar, sementara untuk penjualan mengecil.
“Untuk meningkatkan efisiensi di PLN secara teori harus menekan biaya dan meningkatkan pendapatan. Dikarenakan meningkatkan pendapatan dengan menaikkan tarif hampir tidak mungkin karena konsumsi yang menurun. Maka yang paling mungkin adalah mengurangi biaya,” papar Daeng.
Daeng menuturkan, biaya dalam operasional PLN itu datang dari 3 sumber utama yang paling besar yakni; pembelian energi primer batubara, gas, pembelian listrik swasta dan biaya bunga atas utang- utang PLN yang besar.
“Untuk mengurangi biaya maka PLN harus mengurangi penggunaan energi primer batubara dan gas. Mengurangi pembelian listrik swasta dan melakukan renegosiasi utang. Ketiganya mesti dilakukan secara bersama-sama,” tandas Daeng.
Laporan: Muhammad Lutfi