Artikel ini ditulis oleh Wawan Leak, Pemerhati Demokratisasi dan Senator ProDEM.
Kabar dari Lembaga yang konon katanya menjadi salah satu palang pintu pemberantasan korupsi yaitu KPK, bahwa salah satu Direktur Penuntutannya di KPK, yaitu Fitroh Rohcayanto mundur. Dan kembali ke induk institusinya Kejaksaan Agung.
Dan spekulasi beredar beragam, Kepala Pusat Penerangan Kejaksaan Agung berkilah hal yang biasa dan jamak dilakukan guna menyehatkan institusi. Ada juga tersiar kabar, bahwa mundurnya Fitroh karena pressure dari Ketua KPK Firli Bahuri. Konon kabarnya Fitroh dipressure Ketua KPK untuk mentersangkakan Anies Baswedan. Spekulasi beredar dan menghiasi jagad media dan pola pikir masyarakat luas.
Ada sisi menarik dari isu beredar di masyarakat, termasuk diri saya pribadi yang “mencoba untuk percaya” tentang lembaga KPK tersebut.
Tentunya bukan kali pertama Fitroh Rohcayanto mendapat tugas dari Firli sebagai atasannya, untuk memtersangkakan individu.
Ada Harun Masiku yang mendadak raib ditelan bumi, Gibran dan Keasang yang diduga menggunakan fasilitas sebagai anak Presiden yang rentan terindkasi korupsi kolusi dan nepotisme, dan banyak lagi kasus-kasus korupsi yang konon karena dekat dengan kekuasaan di peti-eskan.
Jadi kalau boleh jujur, KPK sudah menjadi kepanjangan tangan dari penguasa dan pengusaha guna mentersangkakan orang. Tanpa ada lembaga pengawas negara yang mengawasi kinerja dari KPK,ditambah dengan kesadaran rakyat tentang pemberantasan korupsi masih minim.
Bisa dibayangkan kinerja KPK kalau hal demikian terjadi. Disisi lain, keuangan negara yang defisit, musti ditambah demgan kinerja KPK yang berdasar pesanan penguasa dan pengusaha.
Berangkat dari hal tersebut, penulis mengusulkan untuk dibubarkan saja lembaga rasuah KPK tersebut. Selain tidak independen, juga akan menjadi legitimator penguasa guna menjegal lawan politiknya.
2024 tak lama lagi, dan perhelatan guna memilih Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia akan digelar. Dan Anies Rasyid Baswedan tanpa dipungkiri menapaki ranking teratas dari berbagai survey yang ada, dibanding Capres yang lain. Sehingga masuk akal juga, bila KPK yang diawaki Firli mempressure Fitroh Rohcayanto untuk mentersangkakan Anies Baswedan. Dan publik pun tahu, ada kepentingan penguasa guna perhelatan di 2024 nanti.
Berangkat dari hal tersebut diatas, seruan dari penulis di kesempatan ini, bubarkan KPK karena tidak independent dan sarat kepentingan politik dari rezim saat ini.
[***]