KedaiPena.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mencatat laba bersih mencapai Rp987,68 miliar atau naik 33,18 persen secara year on year (YoY). Angka ini menunjukkan bahwa BSI siap meraih pertumbuhan lebih tinggi lagi hingga akhir tahun 2022.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan capaian tersebut membuktikan kondisi ekonomi Indonesia semakin pulih dari dampak krisis ekonomi akibat pandemi. Di sisi lain, kinerja positif BSI itu membuktikan pula literasi dan inklusi perbankan syariah di Tanah Air semakin meningkat dan mendorong kepercayaan masyarakat terhadap BSI.
“Kami semakin optimistis dengan pertumbuhan kinerja BSI pada 2022. Secara fundamental, pembiayaan yang sehat dan solid didukung dengan effisiensi biaya serta ekspansi dana murah. Dan ini adalah kunci kinerja cemerlang BSI pada triwulan I/2022,” kata Hery dalam konferensi pers paparan kinerja BSI, Kamis (28/4/2022).
Hery pun menyebut raihan positif itu menjadi tambahan semangat BSI untuk memacu pula kinerja BSI di manca negara. Seperti diketahui, BSI telah membuka kantor cabang representatif di salah satu pusat keuangan syariah dunia, Dubai, Uni Emirat Arab, untuk memperluas pasar di Kawasan Timur Tengah.
“Kinerja positif ini disokong pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen yaitu konsumer, korporasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), gadai emas hingga kartu pembiayaan serta pengembangan ragam dan inovasi digital melalui e-channel BSI. Ini menjadi bukti masyarakat semakin tertarik untuk merasakan layanan perbankan syariah di semua segmen. Pertumbuhan ini pun menjadi suntikan semangat bagi BSI untuk memperluas pasar di tataran global, yaitu di Dubai,” ucapnya.
Secara rinci, Henry memaparkan pada triwulan I/2022, BSI mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp177,51 triliun atau tumbuh 11,59 persen secara year on year, dengan komposisi yakni pembiayaan konsumer yang tumbuh 20,73 persen, pembiayaan mikro tumbuh 22,42 persen dan gadai emas tumbuh 8,96 persen.
“Capaian tersebut didukung pula pembiayaan sehat dengan rasio non performing financing (NPF) net sebesar 0,90 persen,” pungkasnya.
Laporan: Hera Irawan