KedaiPena.Com – Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso, menilai proses dan tahapan Pemilu 2019 adalah sebagai yang terburuk setelah reformasi.
Salah satunya alasanya ialah meninggalnya 500 lebih anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia saat proses rekapitulasi suara pasca pencoblosan.
“Dari banyak indikator termasuk wafatnya 500 lebih petugas KPPS,pada pemilu sebelumnya kita tidak pernah melihat itu,” kata Priyo kepada wartawan, Senin (17/6/2019).
Terlebih, Priyo menambahkan, kejelasan kasus wafatnya petugas KPPS tidak ada tindak lanjut hingga saat ini dan seperti bukan kasus yang luar biasa.
“Padahal banyak kelompok-kelompok LSM dan masyarakat yang menginginkan ini untuk terus diusut secara lebih jelas,” ucap Priyo.
Sementara itu, Anggota Tim Hukum Badan Pemenangan (BPN) Prabowo-Sandi, Nicholay Aprilindo, menyatakan proses sidang sengketa pilpres 2019 di MK tidak lain untuk memperjuangkan suara rakyat yang merasa dicurangi.
Dia mengatakan, konsistensi BPN menempuh jalur hukum bukan semata untuk pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 tersebut.
“Kenapa sampai kami itu sangat konsisten untuk menempuh jalur hukum, karena yang kita perjuangkan ini adalah hak asasi dari suara rakyat yang telah diberikan pada pilpres 17 April 2019 yang lalu. Jadi kami ingin menegakkan demokrasi dan ingin mengakkan keadilan kebnaran yang subtantif,” tandas Nicholay.
Laporan: Muhammad Hafid