KedaiPena.Com – Penggabungan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan diyakini bisa menyelesaikan sengkarut sistem jaminan sosial nasional.
Setidaknya hal itu yang diyakini oleh Ekonom Senior Rizal Ramli mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli.
Kata Rizal, pengelolaan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan seharusnya sejak awal digabungkan menjadi satu.
Dengan penggabungan itu, antara bagian kesehatan dan ketenagakerjaan akan saling mendukung.
“Pada awalnya konsep BPJS dibuat dalam satu perusahaan, yakni untuk kesehatan dan ketenagakerjaan,” tegasnya usai menjadi pembicara Seminar Nasional Ekonomi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, beberapa waktu lalu.
Saat ini, terlihat perbedaan mencolok antara kedua BPJS itu. BPJS Ketenagakerjaan surplusnya banyak, mencapai puluhan triliun. Sementara BPJS Kesehatan defisit, angkanya juga triliunan.
“Ngapain jadi dua, kan bisa masuknya satu,” ujar Rizal.
RR, sapaan Rizal menilai, jika digabung menjadi satu, akan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan rakyat. Sehingga ke depan BPJS tidak lagi membebani rakyat dengan cara menaikkan premi.
Caranya, dengan mengurangi beban bunga. Bunga bank saat ini, dikatakannya, mencapai 8,3 persen. Jika dikurangi 1,5 persen maka akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dengan menurunkan bunga, pemerintah mendapat Rp29 triliun yang bisa digunakan untuk menutup utang BPJS Kesehatan.
“Sebenarnya masih ada cara lain yang lebih canggih dibandingkan dengan menaikkan premi. Menaikkan premi ini kan hanya untuk yang malas mikir saja. Ada beberapa cara memperbaiki keuangan BPJS tanpa merugikan masyarakat,” jelas Menko Ekuin era Presiden Gus Dur.
“Pemerintah enggak punya nyali dan enggak punya kemampuan untuk menurunkan bunga surat utang,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh