KedaiPena.Com – Staf Khusus Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo menilai, pentingnya counter wacana ideologi radikal di media sosial.
“Pentingnya publik mengawasi narasi kebencian , intoleransi , paham menyebarluaskan tindakan kekerasan harus segera di blokir di media sosial,” kata Benny sapaanya kepada wartawan, Senin, (21/12/2020).
Benny juga mengatakan, diperlukanya pendidikan kritis dan narasi dalam mengguna media sosial. Menurutnya, kesadaran kritis melibatkan semua pihak untuk mengawasi konten yang merusak persatuan dan mengancam keutuhan hidup berbangsa juga sangat diperlukan.
“Karena publik cerdas dan bisa selektif dalam memilih konten berita maka ruang gerak bisa dibatasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran bersama untuk bersatu padu dalam hal ini,” tegas Benny.
Benny sendiri memastikan, BPIP telah berkerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) guna bersinergi dalam hal counter wacana terhadap teroisme lewat gerakan bersama.
“Duta damai untuk mencounter konten yang mengancam keutuhan berbangsa,” tegas Benny.
Nantinya, lanjut Benny, duta damai tersebut akan melakukan gerakan sosialiasi di setiap universitas yang ada di Indonesia.
“Kita melibatkan juga gerakan masyarakat sipil lewat panca mandala serta melibatkan sektor pemerintah , kampus , media , pelaku ekonomi , ormas,” tandas Benny.
Sebelumnya, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengungkapkan, paham radikalisme yang tumbuh demikian subur di tanah air disebabkan banyak faktor.
Argo mengatakan, salah satu faktornya adalah maraknya penyebaran berita bohong atau hoax.
“Maraknya penyebaran hoax tanpa filter melalui sosial media membuat paham radikal dan anti pemerintah makin subur. Dari dulu sampai sekarang radikalisasi terbentuk sebagai bagian dari respons atas ketidakadilan dan makin melebarnya kesenjangan sosial di masyarakat. Bahwa kemudian agama jadi satu alasan dalam mengekspresikan ketidakpuasan dan kebencian,” katanya.
Argo menegaskan, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran paham dan ideologi radikalisme di kalangan anak muda perlu dilibatkan seluruh stakeholder yang bersentuhan langsng dengan dunia pendidikan , sosial, keagamaan, komunikasi dan keamanan di lingkungan masing-masing.
“Ya perlu peran serta semua stakeholder,” katanya.
Laporan: Muhammad Hafidh