KedaiPena.Com- Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo mengajak masyarakat Indonesia dapat merayakan hari lahir Pancasila yang jatuh pada setiap tanggal 1 Juni secara serentak dan nasional.
Menurutnya Benny begitu ia disapa Pancasila adalah dasar negara Indonesia untuk merdeka. Benny menuturkan, semangat itu juga telah sesuai dengan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPK).
“Pada sidang BPUPK, dr. Radjiman bertanya kepada anggota untuk mengemukakan pendapatnya, tetap pertanyaan mendasar: apa dasar Indonesia merdeka? Dan hanya Soekarno yang dapat menjawabnya,” imbuh dia, Rabu,(31/5/2023).
“Pancasila adalah dasar kita bersama, ideologi, falsafah, kepribadian dan juga mampu mewujudkan cita-cita merdeka bangsa Indonesia. Maka Bung Karno membawa kita kepada bangsa yang memiliki peradaban,” lanjutnya.
Pakar komunikasi politik ini juga berharap masyarakat agar dapat meresapi hari lahir Pancasila. Benny mengaku ingin pada hari lahir Pancasila kesadaran masyarakat dapat meningkat.
“1 Juni mengingatkan kita kesadaran bahwa lahirnya Pancasila itu sebagai pintu kemerdekaan dan menjadi habituasi bangsa. Maka, nilai Pancasila harus dijadikan keutamaan,” tuturnya.
“Pancasila bukan sekedar moral privat: hafal sila-silanya, hafal butir-butirnya, tetapi juga moral publik; arah kebijakan, arah membangun bangsa dan arah orientasi hidup bangsa Indonesia seluruhnya harus berdasar pada nilai Pancasila,” katanya.
Lebih lanjug Benny menegaskan, bahwa etika politik bangsa Indonesia harusnya berkiblat pada Pancasila. Hal ini merupakan perwujudan moral publik.
“Etika politik yang kita butuhkan semuanya sudah tertanam dalam jiwa Pancasila. Ketika nilai-nilai Pancasila diyakini kebenarannya, maka kesadaran relasional akan tumbuh bersama dengan kesadaran bahwa Pancasila adalah kewajiban yang harus dijalankan. Dalam hal ini Pancasila adalah perintah sekaligus moralitas.”
Salah satu pendiri Setara Institute ini pun menekankan implementasi pada nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila.
“Ketika kita mencintai Tuhan (nilai Ketuhanan), berarti kita akan konsisten menjaga kemanusiaan (nilai kemanusiaan). Dalam ruh persatuan, maka tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah (nilai persatuan). Tak ada minoritas maupun mayoritas, itulah musyawarah,” ungkap Benny.
Benny menekankan, musyawarah sendiri memiliki nilai untuk win-win solution. Benny menegaskan, bahwa dengan Pancasila perbedaan dapat diterima.
“Musyawarah itu win-win, bukan win-lose (nilai musyawarah dan kerakyatan). Saat kita sama-sama melakukan win-win solution, kita bisa menerima perbedaan dan adil. Itulah nilai keadilan sosial,” pungkas dia.
Laporan: Tim Kedai Pena