KedaiPena.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan, jumlah pengungsi akibat awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Jawa Timur bertambah menjadi 781 jiwa yang tersebar di 21 titik pengungsian.
Petugas Pusat Pengendalian Operasi BPBD Lumajang, Kasturi menyebutkan salah satu titik pengungsian berada di Gedung Serbaguna Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.
“Setiap harinya kami data ulang. Kebanyakan para warga pulang ke rumah masing-masing pada pagi hingga siang hari, sebelum akhirnya kembali lagi ke pengungsian di sore hari,” ucap Kasturi dalam keterangannya pada media, Rabu (7/12/2022).
Ia menjelaskan kebanyakan pengungsi melakukan hal tersebut mengingat ada beberapa pekerjaan yang harus mereka lakukan pada pagi hingga siang hari di sekitar rumah mereka.
“Ada yang harus memberikan pakan ternak, berkebun, hingga bertani. Jadi sore hari baru ramai lagi di pengungsian,” ucapnya.
Gunung Semeru dan Kabupaten Lumajang yang terus diguyur hujan sedang hingga deras, menyebabkan banjir lahar dingin yang membawa material sisa erupsi.
“Kami minta masyarakat yang berada di daerah aliran sungai waspada,” ucapnya lagi.
Disampaikan, tingkat aktivitas Gunung Api Semeru masih pada level IV atau awas. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 19 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Karena ada potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.
“Masyarakat agar mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa