KedaiPena.Com – Â Penanganan bencana banjir bandang di Garut belum juga tuntas. Masih ada 19 korban jiwa hilang, 6.361 jiwa masih mengungsi di 12 titik pengungsian. Begitu juga kerusakan bangunan meliputi 605 rumah rusak berat, 200 rumah rusak sedang, 961 rumah rusak ringan, 255 rumah terendam dan 283 rumah hanyut.
Selain itu juga terdapat kerusakan sekolah, rumah ibadah, rumah sakit dan bangunan umum lainnya yang membutuhkan status tanggap darurat untuk mempermudah akses penanganan.
“Garut masih membutuhkan perpanjangan waktu untuk masa tanggap darurat bencana. Tanggap darurat dapat diperpanjang menjadi 14 hari ke depan setelah melihat situasi di lapangan. Ada 19 korban yang belum ditemukan, masih ada RSUD dr. Slamet yang masih belum berfungsi 100% dan sekolah yang belum beroperasi,†kata Kepala BNPB Willem Rampangilei, kemarin, Senin (26/9).
Willem mengatakan, dalam pemantauan di lokasi bencana di Garut juga ia telah mengunjungi Bendungan Copong. Kepala BNPB mengingatkan untuk memperkuat sistem peringatan dini banjir dan longsor serta edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
“Hal tersebut telah disampaikan saat rapat evaluasi masa tanggap darurat bencana Garut dengan Wakil Bupati, Komandan Tanggap Darurat, Basarnas, Sestama, Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB dan pejabat SKPD setempat di Kodim 0611/Garut,†katanya.
Disebutkan, Tim SAR kembali berhasil menemukan satu korban hilang lagi sehingga sampai hari ke 6 ini berjumlah 34 orang. Pencarian 19 korban yang masih hilang akan difokuskan di wilayah Waduk Jati Gede Kabupaten Sumedang. Wilayah pencarian korban hilang diperluas hingga 40 kilometer dari Garut ke bagia hilir.
“Pencarian akan menggunakan perahu karet, namun akan terkendala oleh banyaknya sampah dan kayu yang masih berserakan. Selain fokus pada pencarian korban, Tim SAR juga sudah memfokuskan upaya pembersihan khususnya di daerah Cimacan,†katanya.
(Dom)