KedaiPena.Com – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, BNPB bersama Urban Risk Lab Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat saat ini tengah melakukan pengembangan Peta bencana berbasis Media Sosial (Medsos).
“Penanggulangan bencana harus dituntut cepat, tepat dan akurat. Bencana terjadi tanpa mengenal waktu. Kapan saja dapat terjadi. Keterlibatan masyarakat dan media sangat penting dalam mengkhabarkan kejadian bencana yang kemudian diikuti respon bersama. Untuk mengurangi dampak dan mempercepat respon bencana, BNPB bekerjasama dengan Urban Risk Lab Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, untuk mengembangkan sistem pemetaan bencana yang cepat berbasis pada media sosial,†kata Sutopo dalam siaran pers, Jumat (30/9).
Dikatakan, Massachusetts Institute of Technology (MIT) adalah institusi riset dari universitas terkemuka di dunia yang terletak di kota Cambridge, Massachusetts Amerika Serikat. MIT memiliki departemen yang mengkhususkan diri pada sains dan penelitian teknologi.
“Sistem pemetaan bencana yang akan dibangun dinamakan PetaBencana.id, yakni peta berbasis media sosial yang akan menampilkan informasi bencana secara real time. Selain mengintegrasikan media sosial, peta ini juga nantinya akan diintegrasikan dengan layanan pesan instan WhatsApp. Dengan integrasi ini, warga diharapkan dapat berbagi informasi bencana dengan warga lain dan pemerintah secara cepat dan mudah,†terangnya.
Untuk langkah awal, lanjut Sutopo, PetaBencana.id akan dibangun di tiga kota berbeda. Yaitu Jakarta, Surabaya, dan Bandung. “Kota-kota ini dipilih karena ketiganya termasuk kota metropolitan di Indonesia dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan termasuk daerah rawan bencana. Untuk memudahkan koordinasi, BPBD di masing-masing kota/provinsi akan dilibatkan dalam menjalankan peta ini,†imbuhnya.
Dijelaskan, PetaBencana.id adalah sebuah proyek yang diinisiasi oleh Urban Risk Lab di MIT yang bertujuan untuk mengembangkan CogniCity Open Source Software (CogniCity OSS), sebagai sebuah platform gratis dan terbuka untuk manajemen kebencanaan di kota-kota besar di Asia Selatan dan Tenggara.
Sebagai bagian dari proyek InAWARE Fase II, didukung oleh USAID dan melalui kerjasama dengan Pacific Disaster Center (PDC) dan Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT), PetaBencana.id akan dikembangkan oleh Urban Risk Lab MIT di Jabodetabek, metropolitan Surabaya, dan metropolitan Bandung.
“Studi awal menggunakan platform CogniCity OSS telah dilakukan pada tahun 2013-2016 sebagai bagian dari proyek riset terapan PetaJakarta.org, yang dapat diakses di http://www.petajakarta.org/,†katanya.
Terkait cara kerja, PetaBencana.id menawarkan sebuah peta bencana berbasis web, yang memvisualisasikan informasi kejadian bencana secara real time dan mengelompokkan laporan kejadian bencana sesuai wilayah administratif. Laporan dari warga yang beredar di media sosial dan platform pesan instan dikumpulkan oleh CogniCity OSS, yang selanjutnya dapat diverifikasi oleh instansi berwenang.
“Platform ini mengintegrasikan media baik sosial maupun digital dan pesan instan secara real time, serta data terkait infrastruktur yang vital tanpa biaya tambahan. Platform ini membantu warga untuk berbagi data mengenai bencana secara mudah, terbuka, dan real time. Untuk mewujudkan peta ini, BNPB juga bekerja sama dengan Pacific Disaster Center dan Humanitarian OpenStreetMap Team. Rencananya peta ini akan diluncurkan pada awal 2017,†terang Sutopo.
(Dom)