KedaiPena.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan secara umum wilayah Jabodetabek akan didominasi kondisi cuaca berawan hingga hujan ringan untuk sepekan kedepan. Namun perlu diwaspadai potensi hujan sedang hingga lebat di sebagian DKI Jakarta, Bekasi, dan Bogor pada tanggal 18 dan 19 April 2024.
Plt. Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani menjelaskan untuk periode 14 hingga 21 April 2024, hasil analisa BMKG menunjukkan Jabodetabek masih akan didominasi cuaca berawan hingga hujan ringan.
“Peringatan dini cuaca untuk wilayah Jabodetabek telah dirilis oleh BMKG pada tanggal 12 April 2024 sejak pukul 13.10 WIB yang kemudian diupdate setiap 3 jam, melalui berbagai kanal informasi termasuk aplikasi mobile infoBMKG,” kata Andri, Minggu (14/4/2024).
Ia menyampaikan pada tanggal 12 April 2024 lalu, telah terjadi banjir di sejumlah titik Jakarta, yakni Jakarta Kota Jakarta Utara, Cilincing, Semper Barat, Kelapa Gading, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Kelapa Gading Barat, Tanjung Priok, dan Sungai Bambu.
Disampaikan pula, curah hujan tanggal 12 April 2024 berdasarkan data terukur selama 24 jam berada pada kategori Sedang-Lebat, meliputi Jati asih 75 mm, Ciputat 55.5 mm, Kelapa Gading 45 mm, Sunter Hulu 45 mm, Pulo Mas 37.8 mm, dan Cideng 35 mm.
“Hujan lebat di Jabodetabek ini dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer, yakni Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Equatorial Rossby aktif di wilayah Benua Maritim termasuk wilayah Indonesia terutama di Jawa bagian barat,” urainya.
Selain itu, kelembapan udara kategori basah di lapisan 850mb >80 persen dan 700mb >70 persen di sekitar wilayah Jabodetabek.
Indeks labilitas udar, lanjutnya, menunjukkan kondisi labil intensitas sedang dengan kategori konvektif lemah – sedang di sebagian wilayah Jabodetabek. Dan angin dominan bertiup dari arah Barat Laut – Tenggara. Terdapat perlambatan dan belokan angin di bagian utara dan barat pada dini hari, selatan dan timur pada siang-sore.
“Banjir kemarin itu tidak dipicu oleh kenaikan air muka laut. Jadi bukan kategori banjir pesisir atau rob, melainkan oleh adanya peningkatan curah hujan,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa