KedaiPena.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menjelaskan gempa yang terjadi berkaitan dengan fenomena megathrust yang ramai dibahas akhir-akhir ini. Hal ini berkaitan dengan gempa yang terjadi baru lalu di wilayah Gunungkidul, terjadi pada pukul 19:57:42 WIB. Diketahui dampak gempa tak hanya dirasakan di Yogyakarta, tapi juga dirasakan hingga Madiun dan Cilacap.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antarlempeng (megathrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust),” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (1/9/2024).
Ia pun menyatakan bahwa gempa tersebut termasuk gempa megathrust. Lempeng Bumi di zona megathrust Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa bergerak mengakibatkan gempa.
“Namun kecil,” imbuhnya.
Meski begitu, Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu juga menghindari bangunan retak atau rusak karena gempa tersebut.
“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” kata Daryono.
Sebelumnya, Daryono memaparkan megathrust yang perlu diwaspadai di Indonesia adalah Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9).
“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujarnya.
Ia menyampaikan, sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, BMKG sudah menyiapkan sistem monitoring, processing, dan diseminasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami yang makin cepat dan akurat.
Laporan: Ranny Supusepa