KedaiPena.com – Viral likuifaksi yang beredar paska terjadinya gempabumi di Kabupaten Pasaman, ditepis oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebutkan fenomena alam tersebut bukan lah likuifaksi, seperti yang ramai digaungkan di beberapa sosial media.
“Itu bukan likuifaksi. Tetapi semacam banjir bandang yang disebabkan oleh longsoran akibat gempa,” kata Daryono saat dihubungi, Minggu (27/2/2022).
Ia menyebutkan sebagai dampak gempabumi, terjadi longsoran di daerah hulu. Materialnya masuk ke aliran sungai dan membuat aliran sungai terbendung.
“Akhirnya jebol, membawa material longsoran dan terjadilah banjir bandang,” ucapnya pendek.
Berdasarkan kaji cepat dan pemetaan melalui udara oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, didapatkan dokumentasi visual dari pesawat nirawak atau drone yang secara jelas memperlihatkan ada titik-titik longsoran di hulu Talamau, yang kemudian masuk ke sungai dan terbawa aliran sungai ke hilir dan menghantam beberapa rumah penduduk.
“Dari temuan fakta hasil kaji cepat dan pemetaan tersebut, maka fenomena yang terjadi di Pasaman dipastikan bukanlah likuifaksi, tetapi banjir lumpur akibat longsor yang terjadi di hulu,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, PhD, secara tertulis.
Kejadian ini, ungkapnya, lebih mirip dengan banjir sedimen yang terjadi di Sigi akibat luapan bah bercampur pasir dari Sungai Poi yang berasal dari longsoran akibat gempa 2018 Palu.
“BNPB mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berpartisipasi meredam kabar dan informasi yang belum diyakini kebenarannya,” pungkasnya.
Laporan: Natasha