KedaiPena.Com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur melepasliarkan 311 ekor burung ke alam, yang merupakan hasil pengamanan pengiriman kargo yang mencurigakan dari Balikpapan, melalui kapal yang bersandar di Pelabuhan Surabaya oleh Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya.
Jenis burung yang dilepasliarkan antara lain Kledekan (Cyonis Superbus), Murai Batu (Copsycus Malabaricus), Kacer (Copsycus Saularis), Cucak Hijau (Chloropsis Sonnerati), Kolibri Ninja (Leptocoma Sperata) dan Kapas Tembak (Pycnonotus Plumosus).
Plt. Kepala BKSDA Kalimantan Timur Nur Patria Kurniawan menyampaikan apresiasi atas kerja sama pihak-pihak terkait, khususnya Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya dan Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan, dalam upaya memantau dan mencegah kegiatan perdagangan satwa ilegal.
“Dengan adanya tindakan-tindakan tegas yang dilakukan, harapannya akan membuat masyarakat semakin sadar untuk tidak melakukan perdagangan ilegal jenis-jenis satwa liar dari dan ke Kalimantan Timur,” kata Nur dalam rilis yang disampaikan KLHK, ditulis Sabtu (8/5/2021).
Ia juga menyatakan masyarakat juga dapat berperan aktif dalam pencegahan perdagangan satwa liar dengan melaporkan dugaan perdagangan ilegal satwa liar melalui call center 082113338181.
Nur memaparkan proses pelepasliaran didampingi oleh dokter hewan dari Pusat Suaka Orangutan (PSO) Arsari yang lokasinya berdekatan, untuk memastikan kondisi burung-burung tersebut sebelum dilepasliarkan.
Jenis-jenis burung liar merupakan satwa yang rentan dengan kondisi stress, sehingga sesegera mungkin dilakukan tindakan penyelamatan dan perawatan.
“Dengan berbagai pertimbangan, termasuk kondisi kesehatannya, akhirnya burung-burung yang masih tampak liar tersebut kami putuskan untuk segera dilepasliarkan ke hutan agar memiliki kemungkinan bertahan hidup yang lebih baik,” ujarnya.
Pemantauan lebih lanjut beberapa saat setelah pelepasliaran menunjukkan bahwa sebagian besar burung-burung tersebut dapat segera terbang menghilang dalam kerimbunan hutan belantara.
Laporan: Natasha