KedaiPena.Com – Bisnis pupuk saat ini terkendala dengan mahalnya harga gas. Di satu sisi, Pemerintah dilematis, karena harus ada pendapatan. Sementara di sisi lain, dunia usaha ini selalu bergerak.
Direktur Utama (Dirut) PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto di Jakarta, beberapa waktu lalu mengatakan, kalau saja lebih cepat sadar, mungkin 10-15 tahun lalu sudah melakukan upaya penghematan energi.
“Kendati begitu, kami pun sudah berupaya juga, menyiasati kondisi ini. Konversi dari gas ke batubara dilakukan, dan memang harusnya itu sudah lama. Untuk beralih ke batubara kami itu terlambat. Tapi apapun buat kami harus dilakukan, tidak ada kata terlambat,” kata dia.
Untuk menunjang konsep pengembangan energi berbasis batubara, PT Pupuk Kujang saat ini juga sedang survei lokasi yang cocok untuk pengembangan pabrik. Dan yang pasti dekat dengan sumber energi, seperti batubara.
“Kita cari tambang yang dekat dengan pantai, kalau bisa minimal dekat dengan sungai,” imbuh dia.
“Lalu cadangannya juga panjang, kalau bisa di atas 25 tahun atau 50 tahun. Itu yang kami cari di sekitar Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Mandailing Utara, serta Sumatera Selatan,” ia menambahkan.
Selain itu, Pupuk Kujang juga mengembangkan pabrik pupuk sebisa mungkin tidak bergantung pada energi fosil.
“Kapasitas produksi NPK kami perbesar. Itu kan gak pake energi besar. Ya memang nitrogen itu kami dapat dari energi fosil, tapi kan tidak perlu sebesar sekarang,” imbuhnya.
“Banyak yang masih kami impor. Artinya kalau sama-sama impor ya tidak ada masalah. Sekarang kita bertempur dengan Cina,” tandas dia.
Laporan: Galuh Ruspitawati