KedaiPena.Com – Indonesia Adventure Store Associaton (IASA) menggelar silaturahmi, eksebisi dan sarasehan di Bogor, (4-6/12/2019). Acara ini dilakukan untuk membangun silaturahmi antar pedagang ‘outdoor‘. Baik produsen ataupun toko, baik ‘offline‘ atau ‘online‘, guna menciptakan iklim dunia usaha yang kondusif.
“Selain itu, juga untuk memberikan semangat agar dunia usaha ini bertumbuh. Acara ini melibatkan 40 ‘brand outdoor‘ dan 100 toko ‘outdoor‘ dari Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten,” kata Yuis Setiawan, Ketua Umum IASA kepada KedaiPena.Com di lokasi acara.
Silaturahmi sendiri berkonsep ini ‘b to b‘. Produsen membuat pameran dan memberikan ‘product knowlegde‘ ke toko-toko baik kecil ataupun besar. Terutama pengetahuan soal sistem pembelian, diskon dan lain sebagainya.
Direktur Eksekutif Cozmeed ini menegaskan bahwa saat ini kondisi ekonomi Indonesia, termasuk bisnis ‘outdoor‘, mengalami kelesuan. Tapi di yakin para pelaku usaha ‘outdoor‘ tetap semangat, berusaha agar bisnisnya tetap ada dan tidak padam.
“Karena kita tahu, Indonesia itu sangat luas. Gunungnya banyak, lautan luas. Ada goa, ada tebing. Itu potensi bisnis ‘outdoor‘ yang bisa kita kembangkan,” sambungnya.
Ia melanjutkan, angka penurunan pertumbuhan bisnis ‘outdoor‘ terbagi dalam kisaran 10 hingga 40 persen. Mayoritas yang mengalami kelesuan adalah pedagang besar.
Tapi, sebaliknya, toko ‘online‘, toko kecil justru mengalami tren pertumbuhan. Meskipun tidak signifikan, tapi tetap tumbuh. Karena mungkin, analisa Yuis, toko kecil yang bisa menjangkau daerah-daerah terpencil.
“UKM inilah yang saat ini menopang produsen-produsen ‘outdoor‘. Mereka yang hanya belanja seminggu Rp1 juta, Rp2 juta, seakan tidak terkena imbasnya, tidak terjadi penurunan,” papar dia.
Yuis pun berharap kepada pemerintah untuk membantu perkembangan bisnis ‘outdoor’. Terutama soal permodalan dan lain sebagainya.
“Indonesia kaya sekali akan alam. Selain pariwisata, yang juga sangat bisa berkembang adalah dunia bisnis ‘outdoor‘. Kami berharap ada dukungan kepada kami, bagaimana industri ini mendapatkan kemudahan dalam berbagai hal. Seperti permodalan dan bahan baku yang kita pakai untuk produksi,” harap Yuis.
Hal lain yang menjadi sorotan adalah soal serangan produk murah asal Cina. Tentu hal tersebut menjadi pekerjaan rumah. Saat ini, dia berharap publik tidak membeli barang palsu dari Cina. Indonesia, yakin Yuis, sudah cukup kuat industri petualangannya. Dan sudah mampu membuat produk-produk ‘outdoor‘ berkualitas.
“Mari kita bergandengan tangan untuk menghadapi produk-produk luar yang mungkin murah saja, tapi tidak mengedepankan keamanan. Karena nanti, yang jadi korban adalah pendaki-pendaki Indonesia sendiri,” Yuis menambahkan.
Terakhir, dia berharap IASA bisa menjadi wadah berkolaborasi, berbagi ilmu. Di mana pedagang besar bisa menularkan ilmu ke pedagang kecil. Begitupun produsen besar bisa memberikan ilmu kepada yang kecil. Sehingga tercipta kekeluargaan yang kuat.
“Jadi persaingan kita bukan sesama ‘brand‘ dalam negeri, tapi bersaing melawan ‘brand‘ luar yang kini berlomba masuk ke Indonesia,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi